Site Sambarata merupakan salah satu lokasi operasional PT Berau Coal yang merupakan salah satu perusahaan batubara terkemuka di Kalimantan Timur, Indonesia. Berdasarkan rencana penambangan life of mine (LOM) yang telah diberikan, akan ada peningkatan produksi untuk proyek Operasi Tambang Sambarata pada tahun 2024. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan peningkatan efisiensi mesin pengangkut batubara dari pit ke pabrik pengolahan batubara. Selain itu, biaya bahan bakar yang akan meningkat seiring dengan peningkatan produksi juga tidak dapat dipisahkan..
Pada tahun 2022, konsumsi bahan bakar lebih tinggi dari jumlah yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, akan dilakukan perbaikan pada penggunaan alat angkut batubara yang baru dengan rasio bahan bakar yang lebih rendah. Saat ini, DT 30 ton digunakan untuk pengangkutan batubara dari ROM sementara ke CPP, sedangkan HD CAT777 digunakan untuk pengangkutan batubara dari pit ke ROM sementara. Loadpro X60, yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan nilai rasio bahan bakar yang lebih rendah, adalah peralatan baru yang akan digunakan. Namun dengan adanya peningkatan ini, jembatan timbang baru harus dibeli karena jembatan timbang yang ada saat ini tidak dapat memenuhi persyaratan peralatan baru tersebut.
Berdasarkan penilaian teknis dan pemilihan alternatif solusi bisnis dan juga analisis keuangan dari solusi yang diusulkan, PT. Berau Coal berencana untuk menginvestasikan Rp4,4 miliar untuk pembangunan Weighbrige Baru untuk mengimplementasikan Loadpro X60 sebagai peralatan pengangkutan batubara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan finansial Loadpro X60 sebagai skenario alat angkut batubara, metode yang digunakan dalam analisis adalah Discounted Cash Flow Method (DCF) dengan Incremental cost. Penggunaan alat angkut batubara yang baru menghasilkan parameter finansial sebagai berikut: NPV Rp. 1,1 milyar, Profitability Index (PI) 1,27, IRR 23%, dan Payback Period 2,02 tahun. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa produksi batubara merupakan parameter yang paling sensitif terhadap fluktuasi NPV. Selanjutnya, berdasarkan Analisis Skenario dan Simulasi Monte Carlo, ditemukan bahwa skenario terburuk menghasilkan NPV sebesar -Rp.758,3 juta. Skenario terbaik menghasilkan NPV sebesar Rp2,5 miliar, dengan probabilitas 4% NPV <
0.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek layak secara finansial, proyek akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Sehingga sangat direkomendasikan bagi PT. Berau Coal untuk melaksanakan proyek tersebut.