Setelah mendapatkan frekuensi kapal untuk setiap rute dan untuk setiap kategori kegagalan, dilanjutkan dengan melakukan analisis konsekuensi dan analisis probabilitas untuk setiap kategori kegagalan yaitu, dropped anchor, dragged anchor, dan vessel sinking. Dalam melakukan analisis konsekuensi kegagalan pipa bawah laut, kegagalan struktural pada pipa bawah laut dibagi menjadi empat kategori yaitu, minor damage, moderate damage, leakage, dan rupture Keempat kategori tersebut diklasifikasikan berdasarkan nilai perbandingan dent terhadap diameter pipa. Dalam melakukan analisis probabilitas kegagalan pipa, dilakukan terlebih dahulu perhitungan probabilitas kapal yang melalui area pipa untuk setiap rute alur pelayaran. Selanjutnya dilakukan perhitungan probabilitas kegagalan untuk setiap level konsekuensi kegagalan pipa bawah laut, probabilitas kejadian eksternal, dan probabilitas faktor reduksi kegagalan pipa bawah laut. Hasil analisis konsekuensi dan probabilitas kegagalan pipa bawah laut tersebut kemudian akan digunakan untuk melakukan penilaian risiko kegagalan pipa bawah laut. Dalam penilaian risiko pipa bawah laut, terdapat tiga kategori area yaitu area acceptable, ALARP (as low as reasonably practicable), dan not acceptable.
Pada kategori dropped anchor, kegagalan rupture terjadi jika massa jangkar lebih besar dari 11339 kg, sedangkan pada kategori dragged anchor kegagalan rupture terjadi jika massa jangkar lebih besar dari 9624 kg. Hal tersebut terjadi karena jangkar yang terseret (dragged anchor) memberikan gaya yang lebih banyak dan nilai impact energy yang lebih besar serta berkelanjutan pada pipa. Pada kategori vessel sinking, kegagalan rupture terjadi jika DWT kapal lebih besar dari 3306 ton. Berdasarkan hasil penilaian risiko kegagalan pipa bawah laut diketahui bahwa tingkat risiko kegagalan pipa bawah laut sebagian besar berada di area yang dapat diterima (acceptable), kecuali risiko kegagala rupture berada pada area ALARP yang masih memenuhi syarat.