Perhitungan sumberdaya/cadangan merupakan hal yang penting pada evaluasi suatu penambangan, karena keputusan teknis yang berhubungan dengan penambangan sangat tergantung pada jumlah cadangan. Dilihat dari permasalahan teknis data dari lapangan hanya berupa data dari lubang bor dimana jumlahnya sangat terbatas dibandingkan dengan kondisi sebenarnya. Oleh karena itu untuk menghasilkan nilai sumberdaya/cadangan yang mendekati kondisi sebenarnya diperlukan adanya pengolahan data dan permodelan.
Untuk memberikan kontribusi tentang penanganan, merangkum dan menyajikan data-data eksplorasi menjadi sebuah model sederhana secara konseptual dan ekspresi yang komprehensif guna memudahkan perhitungan sumberdaya/cadangan, maka dibuat suatu algoritma program untuk penentuan zona endapan dan batas zona yaitu zona top soil, limonit, low ore saprolite zone (LSOZ), high saprolite ore zone (HSOZ) dan zona bedrock berdasarkan parameter kadar yang dipilih dan perhitungan kadar rata-rata dari zona serta optimalisasi kadar Ni dalam zona bijih. Untuk studi digunakan data hasil pemboran Pulau Gee dan Pulau Pakal.
Dengan menggunakan program ini maka dapat menghemat waktu pengolahan data sekaligus bisa memperkirakan sejauh mana kita bisa menambang pada zona low grade untuk memperoleh volume bijih yang lebih banyak dengan kadar yang masih diatas batas minimum zonanya. Dari hasil pengolahan data diperoleh ketebalan zona top soil Pulau Pakal lebih tebal dari pada tebal top soil di Pulau Gee. Pada Pulau Gee tebal zona top soil maksimum hanya mencapai 9 meter sedangkan Pulau Pakal top soil dapat mencapi ketebalan hingga lebih dari 30 meter dan terdistribusi dengan baik hingga ketebalan top soil mencapai 17 meter. Sedangkan distribusi kadar Ni, Fe dan MgO Pulau Pakal mirip dengan Pulau Gee tetapi kadar MgO Pulau Pakal lebih rendah dari pada Pulau Gee.