Air bersih merupakan kebutuhan vital yang terus meningkat seiring pertumbuhan
penduduk. Indonesia, dengan luas lahan gambutnya, memiliki potensi besar dalam
pemanfaatan air gambut sebagai sumber air. Namun, air gambut mengandung
senyawa organik yang tinggi dan tidak dapat digunakan langsung tanpa
pengolahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan operasi
terhadap kinerja membran ultrafiltrasi polipropilena tersulfonasi, mengevaluasi
kinerja membran dalam pengolahan air gambut, dan menilai efektivitas backwash
dengan larutan aquades serta NaOH 0,1% terhadap pemulihan membran.
Membran ultrafiltrasi dipilih karena kemampuannya untuk memisahkan partikel
besar dan senyawa organik dengan tekanan operasi yang relatif rendah. Membran
polipropilena (PP) digunakan karena kestabilan kimia dan mekaniknya, harga
terjangkau, serta ketersediaan yang melimpah. Untuk meningkatkan efisiensi
dalam mengatasi sifat hidrofobik PP yang kurang efektif dalam menyisihkan zat
organik dari air gambut, membran dimodifikasi melalui proses sulfonasi dalam
larutan H?SO? 98%. Penelitian ini menganalisis kualitas air permeat pada variasi
tekanan 0,4 bar, 0,6 bar, 0,8 bar, dan 1 bar, serta membandingkan efektivitas
backwash dengan aquades dan NaOH 0,1% pada membran tersulfonasi dan
membran tanpa sulfonasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
tekanan meningkatkan fluks dan volume air, namun menurunkan efektivitas
pengolahan membran. Membran ultrafiltrasi polipropilena tersulfonasi pada
tekanan 0,4 bar memberikan kualitas permeat terbaik, dengan penurunan
kekeruhan (94%), konduktivitas (46%), COD (41%), angka permanganat (72%),
dan warna (93%). Dibandingkan dengan membran tanpa sulfonasi pada tekanan
yang sama dengan penurunan COD dan angka permanganat masing-masing
sebesar 41% dan 48%. Selain itu, backwash dengan NaOH 0,1% menunjukkan
efektivitas yang lebih baik dibandingkan aquades, dengan permeabilitas masingmasing 81,879 L/m².jam/bar dan 127,41 L/m².jam/bar.