digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Letusan eksplosif Krakatau 1883 adalah salah satu letusan katastropik dalam sejarah. Berbagai penelitian geologi telah dilakukan untuk memahami penyebab letusan ini, namun proses yang terjadi pada konduit saat erupsi 1883 masih belum sepenuhnya terjawab. Penelitian ini menyajikan analisis variasi pumice dan komponen batuan dalam batuan piroklastik hasil erupsi, untuk mengungkap urutan detail dinamika proses pada konduit saat erupsi Krakatau 1883. Sampel batuan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan batuan piroklastik (pumice) yang merupakan produk erupsi Krakatau 1883 yang dijumpai di sisi bagian barat Pulau Rakata. Secara stratigrafi endapannya tersusun atas produk jatuhan piroklastik pada bagian bawah dan endapan aliran piroklastik pada bagian atas, dengan total sebanyak 14 Layer. Analisis distribusi ukuran butir dan komponentri dilakukan pada setiap Layer. Hasil analisis tersebut kemudian dilakukan analisis tekstural dengan menggunakan 12 sayatan poles (chip), untuk dilakukan pengambilan foto menggunakan SEM, untuk kemudian dilakukan analisis parameter tekstural. Sebanyak 14 Layer untuk sayatan tipis dilakukan untuk pengamatan petrografi untuk mengetahui kandungan mineral dan mikrotekstur plagioklas, dan 9 Layer untuk pengamatan geokimia untuk mengetahui komposisi kimia batuan. Distribusi ukuran butir menunjukan ukuran butir lebih bervariasi pada fase jatuhan piroklastik pada rentang ukuran 4-?16mm, namun cenderung memiliki ukuran butir yang lebih halus untuk fase aliran piroklastik pada rentang 8-0,5 mm. Pada fase jatuhan piroklastik, ukuran butir cenderung kasar, sementara pada fase aliran piroklastik, ukuran butir menjadi lebih halus. Data komponen menunjukan fase jatuhan piroklastik memperlihatkan variasi dalam jenis komponen pumice, sementara pada fase aliran piroklastik, variasi lebih terlihat pada komponen litik. Data geokimia menunjukan bahwa pumice produk erupsi Krakatau 1883 merupakan rhyolit, dengan kandungan silika (72.42-74.59 wt %). Aspek mineralogi menunjukan kehadiran mineral yang rendah pada setiap Layer dengan phenocryst yang dominan dijumpai adalah plagioklas dan piroksen. Analisis tekstural menunjukan nilai BND berkisar pada 1015-1016 mm-3. Perhitungan laju dekompresi menggunakan nilai BND menunjukan nilai laju dekompresi berada pada rentang 1010-1011 Pa/s yang menunjukan laju dekompresi yang tinggi.