digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Pengecoran logam merupakan pekerjaan dengan persentase kecelakaan kerja tertinggi sebesar 50% di plant Foundry PT X selama periode 2022-2023. Intervensi yang dilakukan, seperti penggunaan HIRADC dan kegiatan safety pendukung masih kurang efektif dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja karena adanya faktor pendukung lain berupa error traps. Observasi dan wawancara menggunakan metode Walk-Through Talk-Through (WTTT) dilakukan untuk mengidentifikasi error traps secara mudah dan cepat serta belum banyak digunakan untuk penelitian. Tiga error traps dengan tingkat keparahan tertinggi diidentifikasi dan dimitigasi secara engineering control melalui identifikasi kebutuhan, pembuatan konsep, dan pemilihan konsep. Dari total 18 tugas rutin dengan 11 operator sebagai narasumber, didapatkan 56 error traps dengan persentase faktor orang sebesar 36%, faktor tugas 41%, dan faktor organisasi 23%. Hasil klasifikasi secara keseluruhan menunjukkan subfaktor error traps yang banyak ditemukan adalah tanda atau sinyal yang tidak jelas; pengalaman kerja; situasi asing atau jarang; dan kepercayaan pada peralatan. Penggunaan WTTT dalam identifikasi error traps dapat dilakukan dengan mudah dan hasil yang cukup detail. Namun, hasil pengklasifikasian cenderung menunjukkan persebaran error traps terjadi karena faktor tugas. Hal tersebut mungkin terjadi karena proses WTTT yang lebih dekat dalam mengamati aspek tugas secara detail. Ketiga error traps prioritas berada pada tugas yang berbeda. Error traps pertama berada pada tugas peleburan untuk memastikan tidak adanya air di dalam charging box saat pengisian ke dalam tanur. Error traps kedua berada pada tugas pembersihan ladle saat operator crane meletakkan ladle ke jig parkir yang aman. Error traps ketiga berada pada tugas penuangan saat operator meluruskan nozel terhadap pouring cup dengan bantuan nyala cairan logam. Mitigasi yang dilakukan untuk error traps tertinggi pertama berupa desain drainase di boks pengisian scrap; error traps kedua berupa sinyal mekanik untuk memastikan jig parkir aman; dan error traps ketiga berupa serok mekanik untuk memastikan nyala cairan logam akurat.