digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Integrasi kecerdasan buatan (AI) dalam proses rekrutmen merupakan pergeseran paradigma menuju praktik perekrutan yang lebih efisien dan berbasis data. Namun demikian, kemajuan teknologi ini juga membawa tantangan etika yang signifikan yang harus dikaji secara kritis. Penelitian ini mengkaji implikasi etika dari AI dalam perekrutan, dengan fokus khusus pada isu- isu bias, transparansi, akuntabilitas, dan privasi data. Meskipun perangkat AI meningkatkan efisiensi dan dapat mengurangi bias manusia, perangkat ini juga memiliki risiko melanggengkan prasangka yang sudah ada dan memperkenalkan bentuk-bentuk diskriminasi baru jika tidak dikelola dengan hati-hati. Penggunaan pengambilan keputusan algoritmik dalam konteks rekrutmen menimbulkan masalah etika yang kompleks, terutama terkait transparansi dan akuntabilitas. Ketidakjelasan sistem AI membuat sulit untuk melihat bagaimana keputusan dibuat dan untuk menantang praktik yang berpotensi tidak adil dalam proses rekrutmen. Selain itu, penanganan data pribadi yang sensitif oleh sistem AI menimbulkan kekhawatiran yang signifikan terkait privasi, yang mengharuskan penerapan langkah-langkah yang ketat untuk melindungi informasi kandidat. Studi ini juga mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari AI dalam perekrutan, termasuk dampak potensial pada pola kerja dan dinamika kekuasaan dalam pasar tenaga kerja. Kerangka kerja untuk AI yang etis dalam perekrutan mengusulkan transparansi, akuntabilitas, dan inklusivitas dalam penerapan AI sebagai elemen penting. Analisis kualitatif dan studi kasus digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi praktik terbaik dan menawarkan pedoman untuk pengembangan dan implementasi alat AI dalam perekrutan yang menjunjung tinggi standar etika dan mempromosikan keadilan. Pertimbangan etika yang disoroti dalam penelitian ini sangat penting untuk pengembangan alat perekrutan AI yang tidak hanya efisien secara teknis tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan selaras dengan nilai-nilai organisasi tentang keragaman dan inklusivitas. Karena AI terus berkembang, sangat penting bahwa penerapannya di area sensitif seperti rekrutmen dipandu oleh kerangka kerja etika yang kuat untuk mencegah potensi bahaya dan untuk memastikan bahwa teknologi ini berkontribusi positif terhadap tujuan organisasi dan masyarakat.