PT Berau Coal, menghadapi tantangan operasional di tambang Sambarata, terutama karena pasokan listrik yang tidak konsisten akibat sistem pasokan listrik tunggal yang terdiri dari empat generator diesel. Hal ini mempengaruhi efisiensi pabrik pengolahan batubara dan produktivitas. Penggunaan bahan bakar B30, campuran biodiesel dan solar, memiliki dampak lingkungan dan biaya operasional yang signifikan. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu membuat pilihan investasi yang tepat, dengan fokus pada investasi aset yang dapat meningkatkan kinerja operasional dan penggunaan energi, yang berpotensi menghilangkan kerugian produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan solusi catu daya yang dapat diandalkan untuk Tambang Sambarata dengan menilai opsi-opsi investasi potensial, implikasi keuangan, operasional, dan lingkungan, serta menerapkan opsi investasi sistem ganda.
Masalah catu daya sistem tunggal tidak menjamin ketersediaan kinerja 100%, yang dapat menyebabkan gangguan dan berdampak negatif terhadap operasi. Studi ini mengusulkan penerapan sistem catu daya redundansi melalui proses multilangkah, termasuk Pendekatan Strategi Bisnis (Metode Kepner-Tregoe), Analisis Anggaran Modal untuk Catu Daya Redundansi, Analisis Finansial, Analisis Risiko, dan Analisis Sensitivitas dan Simulasi Monte Carlo. Studi ini menganalisis potensi masalah yang terkait dengan pasokan listrik sistem ganda, termasuk biaya yang berlebihan, biaya operasi yang tidak berubah, masalah keandalan, dampak operasional terhadap pemrosesan batubara, dan tantangan integrasi dengan sistem yang ada. Solusi yang diusulkan adalah penerapan sistem catu daya ganda, dengan menggabungkan generator yang ada dan berlangganan ke PLN.
Rencana investasi untuk PT Berau Coal Site SMO melibatkan perencanaan strategis untuk memastikan ketersediaan kinerja yang maksimal. Perencanaan sistem ini mencakup sistem catu daya ganda dengan berlangganan ke PLN, yang memungkinkan generator yang ada saat ini berfungsi sebagai sistem cadangan selama perbaikan PLN. Nilai belanja modal adalah nilai aktual dari penawaran yang diberikan oleh PLN sebagai penyedia, bersama dengan nilai tender untuk infrastruktur pendukung. Pengeluaran operasional untuk sistem pasokan listrik merupakan komponen biaya yang signifikan, dan perusahaan perlu mengevaluasi untuk efisiensi dan mempertimbangkan potensi dampak dari kebijakan pemerintah terkait pajak karbon dan lingkungan. Perusahaan telah mengidentifikasi tingkat diskonto sebesar 12%, yang dikenal sebagai biaya modal rata-rata tertimbang (WACC), yang akan digunakan dalam analisis nilai bersih sekarang (NPV) untuk proyek investasi ini.
Analisis Arus Kas adalah metode yang digunakan untuk menilai dampak proyek terhadap arus kas bebas perusahaan. Metode ini melibatkan penghitungan perubahan pada setiap komponen yang disebabkan oleh proyek dan menjumlahkannya. NPV proyek yang positif, menunjukkan bahwa proyek tersebut diharapkan dapat menciptakan nilai bagi perusahaan selama masa pakainya. Variabel analisis sensitivitas membantu menilai bagaimana perubahan dalam NPV dapat mempengaruhi tingkat investasi yang diharapkan. Simulasi Monte Carlo digunakan untuk mendapatkan pandangan yang lebih menyeluruh tentang risiko dan ketidakpastian dalam model investasi. Solusi yang diusulkan untuk masalah pasokan listrik di Tambang Sambarata PT Berau Coal adalah penerapan sistem pasokan listrik ganda. Sistem ini menawarkan keandalan dan redundansi yang lebih tinggi, mengurangi waktu henti, meningkatkan produksi, dan biaya operasional yang lebih rendah. Implementasi yang sukses membutuhkan perencanaan yang matang, manajemen risiko, perjanjian kontrak, pelatihan staf, serta pemantauan dan evaluasi.
PT Berau Coal menerapkan rencana untuk mencapai 100% Ketersediaan Kinerja (Performance Availability/PA) dalam memasok listrik operasional ke SMO (Sambarata Mine Operation) di pabrik pengolahan batu bara. Hal ini melibatkan investasi pada sumber daya tambahan dan berlangganan ke PLN (Perusahaan Listrik Negara), yang memastikan pasokan listrik yang berkelanjutan dan dapat diandalkan. Rencana ini juga mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar diesel pada generator yang digunakan untuk operasi. Kepatuhan terhadap peraturan pemerintah mengenai pajak karbon memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan memilih berlangganan PLN karena mengurangi emisi karbon dari kegiatan operasional. Rencana implementasi disusun dengan pendekatan yang sistematis dan bertahap, dengan fokus pada tujuan investasi, penilaian kelayakan, dan pengembangan proposal. Justifikasi investasi ini didasarkan pada keandalan pasokan listrik, efektivitas biaya, dampak lingkungan, dan kepatuhan terhadap peraturan. Rencana implementasi membutuhkan kolaborasi dan komitmen dari berbagai pemangku kepentingan.