digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini mengkaji peran pengeluaran perlindungan lingkungan (EPE) dalam memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tujuh negara Asia: Cina, Indonesia, Israel, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Dengan fokus pada SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi), SDG 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), SDG 14 (Kehidupan di Bawah Air), dan SDG 15 (Kehidupan di Darat), penelitian ini menilai dampak komitmen keuangan terhadap hasil pembangunan berkelanjutan. Menggunakan analisis data panel, studi ini mengevaluasi hubungan antara EPE dan SDGs yang dipilih dengan mengendalikan pertumbuhan ekonomi, investasi asing langsung (FDI), ketimpangan pendapatan, dan perdagangan sebagai persentase dari PDB. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan pengeluaran lingkungan secara signifikan meningkatkan akses air bersih, keberlanjutan kota, konsumsi yang bertanggung jawab, konservasi laut, dan keanekaragaman hayati darat. Negara-negara dengan kerangka kerja perlindungan lingkungan yang kuat dan investasi lebih tinggi dalam teknologi hijau menunjukkan kinerja SDG yang lebih baik. Kesepakatan Baru Hijau Korea Selatan dan investasi energi terbarukan di Cina menjadi model sukses dalam mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Sebaliknya, Indonesia dan Filipina menghadapi tantangan dalam menegakkan peraturan lingkungan, yang menekankan perlunya tata kelola yang lebih kuat. Studi ini menyoroti pentingnya komitmen keuangan strategis untuk perlindungan lingkungan dalam mendorong pembangunan berkelanjutan. Ini memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan, bisnis, dan organisasi internasional yang bertujuan untuk menyelaraskan aktivitas ekonomi dengan tujuan keberlanjutan. Dengan menekankan tata kelola yang efektif, pembiayaan inovatif, dan kemitraan publik-swasta, penelitian ini berkontribusi pada diskusi tentang mencapai masa depan yang lebih hijau untuk Asia.