Ikan patin (Pangasianodon hypophthalmus) merupakan komoditi perikanan
budidaya yang mempunyai nilai ekonomis dan produktivitas yang tinggi. Penelitian
kriopreservasi pada sperma ikan patin diharapkan dapat mendukung kegiatan
produksi benih tanpa dipengaruhi musim, daya simpan sperma yang lebih lama,
serta efisiensi pemeliharaan dan penggunaan induk jantan terutama untuk produk
hasil pemuliaan. Selain itu teknik kriopreservasi juga dapat dimanfaatkan sebagai
teknologi untuk konservasi ex-situ sumberdaya atau materi genetik induk
(cryobanking) serta membantu distribusinya ke seluruh wilayah. Pada teknik
kriopreservasi, ekstender dan krioprotektan digunakan pelindung sel saat terjadi
kejutan suhu dan mencegah dehidrasi selama proses freezing. Oleh karena itu
penting dilakukan penelitian tentang formulasi krioprotektan yang efektif pada
pengawetan sperma ikan Patin. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) memperoleh
formula terbaik kombinasi krioprotektan permeating dan non-permeating yang
optimal untuk kriopreservasi sperma ikan Patin, (2) memperoleh hasil sperma
awetan menggunakan kombinasi krioprotektan permeating dan non-permeating
yang efektif digunakan pada fertilisasi telur ikan Patin. Pada penelitian ini
temperatur yang diujikan pada suhu 4-8°C dan -196°C. Krioprotektan permeating
yang digunakan yaitu Dimethil Sulfoxidase (DMSO) dan Tris Aminomethane (TA)
serta kriprotektan non-permeating berupa kuning telur ayam dalam bentuk sediaan
segar (KTAS), kering beku (KTAKB) dan nanopartikel (KTANP). Tahapan
penelitian meliputi: (a) seleksi induk, (b) produksi sperma dan telur ikan patin, (c)
formulasi krioprotektan dan freezing sperma ikan patin, (d) pengamatan kualitas
sperma sebelum dan setelah freezing, dan (e) pengujian in vivo fertilisasi sel telur
menggunakan sperma hasil freezing. Pada penyimpanan jangka pendek suhu 4-8°C
selama 24 jam, motilitas sperma ikan patin terbaik ditunjukkan pada perlakuan 5%
DMSO dan 10% DMSO serta kombinasinya dengan kuning telur ayam
nanopartikel (KTANP). Sedangkan pada kriopreservasi pada suhu -196°C motilitas
sperma ikan patin terbaik pasca pencairan kembali ditunjukkan pada perlakuan 5%
DMSO. Pada tahap penyimpanan jangka pendek maupun kriopreservasi, derajat
fertilisasi sangat baik yaitu diatas 90% dan tidak berbeda nyata antar perlakuan.
Derajat penetasan terbaik pada penyimpanan jangka pendek pada suhu 4-8oC yaitu
pada perlakuan kombinasi krioprotektan DMSO 10% dengan kuning telur segar dan
kuning telur kering beku. Sedangkan pada tahap kriopreservasi, meskipun sperma
beku ikan patin dapat digunakan untuk fertilisasi namun belum berhasil sampai
penetasan diduga adanya kendala pada tahap embriogenesis.