Seiring dengan meningkatnya permintaan layanan kesehatan, diperlukan data yang akurat untuk keputusan strategis di masa mendatang. Untuk memenuhi permintaan tersebut secara efektif, Kementerian Kesehatan Jawa Barat berencana untuk melakukan transformasi digital yang akan memudahkan proses tersebut, seperti digitalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permintaan dan penawaran Puskesmas Kabupaten Bandung sebagai langkah menuju transformasi tersebut. Puskesmas berperan penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, di mana sebagian besar kasus awalnya dilaporkan, layanan yang diberikan oleh Puskesmas merugikan masyarakat sekitar, tidak hanya dalam menyediakan perawatan medis tetapi juga kebijakan kesehatan pemerintah lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup di daerah tersebut. Kabupaten Bandung tidak hanya menjadi kabupaten terbesar di Jawa Barat tetapi juga menghadirkan tantangan unik untuk alokasi sumber daya karena topografinya. Dengan tiga juta orang yang tersebar di 31 kecamatan yang disajikan di lokasi yang akurat datanya akan memudahkan proses pengambilan keputusan untuk Puskesmas atau penggunaan lain untuk fasilitas kesehatan. Laporan kesehatan terkini menunjukkan distribusi Puskesmas, di mana 19 dari 31 kecamatan memiliki 2 Pusat Kesehatan Masyarakat, sementara beberapa kecamatan memiliki 1 atau 3 Puskesmas. Kesenjangan permintaan dapat menyebabkan layanan kesehatan menjadi kurang optimal dan menilai seberapa baik orang yang tinggal di daerah tersebut mengakses layanan kesehatan ini.
Peningkatan aksesibilitas layanan kesehatan memerlukan alokasi sumber daya yang strategis. Untuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas dan distribusi yang tidak merata, penelitian ini menganjurkan akses yang lebih adil terhadap layanan kesehatan bagi semua penduduk Kabupaten Bandung.
Memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis data deskriptif untuk menilai cakupan dan kemampuan area layanan Puskesmas Kabupaten Bandung. Mengevaluasi distribusi layanan kesehatan yang ada menggunakan Analisis Area Layanan ArcGIS dan fitur visualisasi penawaran dan permintaan Tableau. Berdasarkan analisis area layanan, Puskesmas di wilayah Kabupaten Bandung dapat diakses secara efektif, dengan area layanan secara kolektif mencakup 63% (1.094,1 km2) ketika klinik yang jangkauan layanan efektifnya mencapai 64,4% (1.125 km2) juga disertakan. Rata-rata, Kabupaten Bandung setiap Puskesmas melayani 59.978 orang, lebih dari standar Target Nasional sebesar 30.000 orang dan rata-rata provinsi sebesar 45.507 orang. Hal ini dibuktikan lebih lanjut oleh sebagian besar kecamatannya yang gagal memenuhi permintaan penduduknya. Untuk merencanakan fasilitas kesehatan masa depan secara efektif, model peta menempatkan setiap Puskesmas di setiap kecamatan dan area layanan efektif berdasarkan waktu tempuh efektif (30 Menit), sementara dasbor tableau memvisualisasikan lokasi permintaan setiap kecamatan untuk Puskesmas berdasarkan Target Nasional. Hasil penelitian ini adalah analisis terperinci dan model distribusi fasilitas Puskesmas berdasarkan laporan kesehatan terkini. Menampilkan lokasi fasilitas kesehatan kecamatan dan area layanan. Dapat disimpulkan bahwa dengan bantuan model berdasarkan data terkini Kabupaten Bandung, kecamatan mudah didiagnosis dengan kurangnya aksesibilitas atau kurangnya fasilitas. Membantu DINKES (Dinas Kesehatan) dan pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan di masa mendatang serta mengusulkan rekomendasi untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023.