digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Afifatur Rofiqoh
PUBLIC Irwan Sofiyan

Kemunculan SARS-CoV-2 sejak Desember 2019 di Wuhan, China telah menyebabkan permasalahan di berbagai bidang di negara-negara, di seluruh dunia. Berbagai upaya preventif maupun kuratif telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan akibat SARS-CoV-2. Diantara berbagai upaya, vaksinasi merupakan upaya yang paling efektif yang pernah dilakukan untuk mengatasi serta menghambat penyebaran virus secara global. Adapun SARS-CoV-2 hingga kini banyak mengalami mutasi dan menyebabkan beberapa vaksin yang telah dikembangkan sebelumnya tidak efektif. Salah satu jenis vaksin yang banyak dikembangkan saat ini adalah vaksin subunit berbasis peptida. Vaksin multi-epitop merupakan salah satu jenis vaksin subunit berbasis peptida yang terdiri dari beberapa epitop dari patogen target yang dapat memicu respon imun adaptif. Pada penelitian sebelumnya telah didesain vaksin multi-epitop dari protein spike dan NSP3 (MEV-CoV19). Gen pengkode MEV-CoV19 juga telah dikloning dalam plasmid pET-23a(+) dan ditransformasikan ke dalam sel E.coli BL21 untuk diekspresikan dan dipurifikasi. Namun kandidat vaksin tersebut belum diujikan secara in vivo. Pada penelitian ini dilakukan uji imunogenitas kandidat vaksin MEV-CoV19 pada hewan model mencit galur BALB/c. Vaksinasi dilakukan pada 3 kelompok mencit, masing-masing kelompok terdiri dari 5 mencit jantan dan 5 mencit betina. Kelompok pertama divaksinasi dengan purified protein MEVCoV19, kelompok kedua dengan Supernatan ekstrak E.coli BL21 non transforman dan kelompok ketiga dengan PBS sebagai kontrol. Pada ketiga kelompok mencit tersebut dikombinasikan dengan adjuvan berupa alumunium fosfat dengan perbandingan volume 1:1. Masing-masing perlakuan diadministrasikan secara subkutan. Vaksinasi primer dilakukan pada hari ke-1, vaksinasi booster pertama pada hari ke-14 dan vaksinasi booster ke- 2 pada hari ke-28. Pengambilan serum darah dilakukan pada hari ke-0, hari ke-7, hari ke-21, dan hari ke-42. Eutanasi dan nekropsi dilakukan pada hari ke-42 dengan pengambilan organ berupa limpa, ginjal, hati dan jantung. Uji serum IgM dan IgG dilakukan dengan metode ELISA. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada hari ke-21 terjadi peningkatan konsentrasi serum IgM spesifik MEV-CoV19 yang signifikan pada mencit jantan dan betina yang divaksinasi kandidat vaksin jika dibandingkan dengan mencit yang divaksinasi Supernatan ekstrak E.coli BL21 dan PBS, dan menurun pada hari ke- 42. Konsentrasi serum IgG spesifik MEV-CoV19 pada mencit jantan maupun betina meningkat secara signifikan pada hari ke-21 dan 42 jika dibandingkan dengan mencit yang divaksinasi Supernatan ekstrak E.coli BL21 dan PBS (p<0.05). Hasil pengamatan histologi pada organ ginjal, jantung, hati pada ke-3 kelompok mencit menunjukkan adanya inflamasi dan nekrosis dalam jumlah yang minimal dan tidak signifikan berbeda antar kelompok perlakuan. Adapun hasil pengamatan menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada jaringan limpa yang ditandai dengan adanya pelebaran pulpa putih da pembentukan folikel sekunder pada kelompok perlakuan MEV-CoV19 dan Supernatan ekstrak E.coli jika dibandingkan dengan PBS. Dapat disimpulkan bahwa kandidat vaksin MEVCoV19 memiliki sifat imunogenik dan aman pada mencit BALB/c.