ABSTRAK Catherina Tessalonika Purba
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan salah satu komoditas akuakultur yang berkontribusi besar terhadap produksi perikanan air tawar di Indonesia. Namun, tingkat kematian benih ikan mas yang tinggi menjadi salah satu kendala dalam budidaya ikan mas yang menyebabkaan produktivitas industri ikan mas mengalami penurunan. Penggunaan pakan sinbiotik dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan kesintasan ikan mas. Pada penelitian ini dilakukan budidaya tahap pendederan ikan mas (stocking density 250/m3; berat ikan 0.09 ± 0.02 gram) selama 18 hari dengan perlakuan sistem akuakultur semi-batch dengan pakan komersil (‘K’) dan pakan sinbiotik (‘S’) kemudian dibandingkan profil komunitas mikroba air dan tubuh ikan mas dengan metode culture-dependent, dan kaitanya dengan pertumbuhan dan kesintasan benih ikan mas. Penelitian dimulai dengan pembuatan pakan sinbiotik yang terdiri dari pakan komersil (99,45%), prebiotik rumput laut merah Kappaphycus alvarezii (0,375%), dan mikroalga Spirulina sp. (0,125%), serta probiotik Bacillus cereus 108 CFU/kg. Selama masa budidaya, dilakukan pengukuran parameter kualitas air (suhu, pH, oksigen terlarut, TAN/total ammonium nitrogen, dan nitrit) harian, pada hari ke-0, 7, 14, dan 18 dilakukan pengukuran parameter biologis (kesintasan, mean body weight, average daily growth, total biomassa, dan feed conversion ratio) dan pengambilan sampel mikrobiologis air kultur dan tubuh ikan mas. Hasil pengamatan parameter kualitas air menunjukan konsentrasi TAN pada perlakuan K (0 – 2 mg/L) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan S (0 – 0,5 mg/L) dan melebihi rentang toleransi TAN (<1 mg/L). Hasil analisis parameter biologis menunjukan kesintasan, total biomassa, dan feed conversion ratio ikan mas pada perlakuan S lebih tinggi secara signifikan (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan K. Kesintasan, total biomassa, dan feed conversion ratio perlakuan S masing-masing sebesar 62 ± 8,33 %, 2,24 ± 0,05 gram, dan 1.03 ± 0.37, sedangkan kesintasan, total biomassa, dan feed conversion ratio perlakuan K masing-masing sebesar 38 ± 5,16 %, 1,29 ± 0,23 gram, dan 1.44 ± 0.59. Hasil pengamatan total plate count (TPC) pada medium NA setiap minggu menunjukan jumlah bakteri heterotrof pada sampel air perlakuan S lebih tinggi dibandingkan perlakuan K, sedangkan pada sampel tubuh ikan jumlah bakteri heterotrof pada sampel S lebih rendah namun lebih stabil dibandingkan perlakuan K. Nilai indeks keragaman dan dominansi sampel air dan tubuh ikan kedua perlakuan mengalami fluktuasi setiap minggu. Namun, pada sampel air perlakuan S menunjukan keragaman dan dominansi lebih tinggi dibandingkan perlakuan K, sedangkan pada sampel tubuh ikan menunjukan hasil perlakuan S menunjukan diversitas yang lebih rendah namun dominansi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan K. Nilai
indeks kemiripan menunjukan komunitas mikroba sampel sampel air maupun tubuh ikan kedua perlakuan memiliki kemiripan yang tinggi. Dari penelitian ini diketahui bahwa penggunaan pakan sinbiotik dapat meningkatkan performa pertumbuhan dan kesintasan pada ikan mas dengan meningkatkan kestabilan kualitas dan kelimpahan mikroba air kultur, dan menjaga keseimbangan profil komunitas mikroba tubuh ikan mas