Industri fast fashion memberikan dampak lingkungan signifikan melalui polusi dan
limbah tekstil yang merusak ekosistem. Penelitian ini menganalisis pengaruh variabel-variabel
dalam Theory of Planned Behavior (TPB) terhadap intensi dan perilaku nyata penggunaan produk
sustainable fashion di Kota Bandung. Data dikumpulkan melalui survei daring menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada 452 responden. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
menentukan pengaruh pengetahuan, norma subjektif, persepsi kontrol perilaku, dan sikap terhadap
intensi dan perilaku nyata penggunaan produk sustainable fashion. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengetahuan responden terhadap dampak lingkungan dari produk fast fashion masuk dalam
kategori kurang, dengan rata-rata jawaban benar hanya 33,70%. Berdasarkan hasil regresi,
didapatkan variabel yang memiliki hubungan positif dengan intensi dalam menggunakan produk
sustainable fashion adalah knowledge dan attitude (signifikansi < 0,05) sementara pada variabel
subjective norm dan perceived behavioral control tidak berpengaruh secara signifikan
(signifikansi > 0,05). Variabel yang paling berpengaruh terhadap intensi dan perilaku nyata dalam
penggunaan produk sustainable fashion adalah pengetahuan (signifikansi < 0,001) dengan nilai beta
terbesar (0,476). Namun, meskipun banyak responden menunjukkan intensi tinggi untuk beralih ke
produk sustainable fashion, perilaku nyata dalam enam bulan terakhir tidak sejalan dengan intensi
tersebut, ditunjukkan oleh korelasi sedang antara intensi dan perilaku nyata (nilai R 0,350). Oleh
karena itu, dibutuhkan pemantauan jangka panjang dan lebih banyak informasi edukatif mengenai
manfaat dan nilai-nilai positif dari produk sustainable fashion. Selain itu, pengelolaan limbah
fashion di Kota Bandung perlu dioptimalkan melalui pengurangan limbah dan pengolahan pasca
konsumsi dengan menerapkan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, pemilahan yang baik, serta
penggunaan teknologi pirolisis yang efisien.