digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Achmad Lutfi Harjanto
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Dalam mengatasi keterbatasan hunian di tengah kota, konsep transit-oriented development (TOD) diperkenalkan untuk menciptakan komunitas yang dinamis dengan mengintegrasikan ruang hunian, komersial, dan rekreasi dalam radius berjalan kaki dari fasilitas transit (Calthorpe, 1993). Kawasan berorientasi transit (KBT) MRT Jakarta merupakan salah satu pengembangan TOD yang tengah berjalan di Indonesia, dengan terdiri dari 5 (lima) kawasan, salah satunya adalah KBT Dukuh Atas. KBT Dukuh Atas memiliki potensi penyediaan hunian terbanyak, sejumlah 13.200 unit atau 83% dari total potensi penyediaan hunian sepanjang koridor MRT Jakarta saat ini. Namun, harga lahan yang tinggi di kawasan pusat kota menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, melalui dokumen Panduan Rancang Kota KBT Dukuh Atas, PT MRT Jakarta memberikan beberapa opsi alternatif strategi penyediaan hunian. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan rekomendasi pengembangan strategi penyediaan hunian pada KBT Dukuh Atas, mengingat alternatif strategi yang umum perlu disesuaikan dengan konteks dan karakteristik pengembangan setiap kawasan yang berbeda antara satu dengan yang lain (Chava & Newman, 2016). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik hunian pada KBT Dukuh Atas, sedangkan data kualitatif digunakan untuk menilai alternatif strategi penyediaan hunian berdasarkan persepsi pemangku kepentingan terkait. Penilaian pemangku kepentingan dilakukan dengan pendekatan consult untuk memperoleh timbal balik mengenai kesesuaian strategi yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik hunian pada KBT Dukuh Atas secara harga rata-rata hanya terjangkau bagi rumah tangga kelas atas. Penilaian pemangku kepentingan terhadap delapan alternatif strategi yang ditawarkan menunjukkan bahwa strategi konsolidasi lahan dan pengembangan bergulir dianggap paling sesuai dengan karakteristik KBT Dukuh Atas, tetapi terdapat tantangan dalam implementasinya, seperti tingginya harga lahan, spekulasi properti, dan resistensi pemilik lahan.”