digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lisa' Yihaa Roodhiyah
PUBLIC Yati Rochayati

Sesar Sumatra dibentuk hasil dari proses subduksi oblique dari lempeng Indo Australia yang menunjam dibawah lempeng Eurasia. Sesar Sumatra memanjang sepanjang 1900 km dari 10o N ke 7o S yang dibagi menjadi 19 segmen besar sesar. Sesar Sumatra Segmen Utara (Northern Sumatra Fault) penting mengingat segmen utara yang terdiri dari sesar Aceh dan sesar Seulimeum berkontribusi sebagai daerah yang mempunyai potensi aktivitas seismik tinggi (seismic gap) berupa gempa dengan kekuatan ! ? 7.0. Pada penelitian ini dilakukan studi lebih lanjut mengenai sesar Aceh dan sesar Seulimeum berdasarkan data MT dari 33 station pengukuran yang tersebar di daerah Zona Sesar Sumatra Segmen Utara dengan frekuensi 320 – 0,1 Hz yang terdiri dari 4 lintasan pengukuran. Inversi 3- D menggunakan ModeEM telah dilakukan pada data magnetotelurik (MT) zona sesar Sumatra (Sumatran Fault) yang memberikan hasil penampang MT dengan rms 7,1. Pada penelitian ini telah dilakukan identifikasi terhadap 3 penampang MT dari 3 lintasan yang berbeda. Berdasarkan analisis dimensionalitas berupa induction arrows menunjukkan bahwa sesar Sumatra segmen Aceh (sesar Aceh) dan sesar Sumatra segmen Seulimeum (sesar Seulimeum) memanjang dari Northwest (NW) – Southeast (SE). Selanjutnya analisis diagram polar menunjukkan adanya dominasi struktur 3-D pada frekuensi 0,05 – 10 Hz. Sesar Aceh teridentifikasi diantara jarak 20 – 30 km pada Lintasan A dan B dengan adanya kontras resistivitas yang mana memisahkan zona resistif yang dikarakterisasi sebagai sebagai batuan basemen berupa batuan metamorf dari trias-cretaceous age yang mempunyai range resistivitas 150 – 1000 ?.m dan zona konduktif dikarakterisasi sebagai batuan vulkanik formasi batuan gunung api Lam Teuba dan formasi Indrapuri berupa endapan undak tua, volcanic gravels yang dengan resistivitas 1 – 15 ?.m. Pada Segmen Aceh diidentifikasi terdapat zona creep pada kedalaman 2 km yang sesuai dengan referensi. Sedangkan sesar Seulimeum teridentifikasi diantara jarak 50 – 60 km pada Lintasan B yang terkonfirmasi dengan referensi.