digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - BAYANI NUR AZMANI
PUBLIC Irwan Sofiyan

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan terapi alternatif non-farmakologis terhadap gangguan kesehatan mental seperti depresi akibat stres berkepanjangan. Salah satu fungsi Peppermint Essential Oil (PEO) sebagai aromaterapi adalah untuk meningkatkan fungsi mental dan mengurangi stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperlihatkan efektivitas PEO terhadap keseimbangan koneksi otak-tubuh berdasarkan aktivitas listrik jantung, respon fisiologis pernapasan, serta perilaku. Tikus digunakan sebagai hewan percobaan dan inhalasi PEO digunakan untuk mengeksplorasi potensinya sebagai terapi antidepresan alternatif, yang diukur melalui monitoring elektrokardiogram menggunakan Wireless Mice Electrocardiogram (WIM ECG) untuk menganalisis dampaknya terhadap parameter: (1) elektrofisiologi jantung, (2) variabilitas denyut jantung, (3) laju pernapasan melalui observasi langsung, dan (4) parameter perilaku melalui Forced Swimming Test (FST). Tiga puluh ekor tikus Wistar jantan (180-200 g) dibagi menjadi enam kelompok perlakuan: (1) kontrol (-); (2) akuades (pelarut); (3) PEO 16 ?l/jam; (4) PEO 40 ?l/jam; (5) PEO 80 ?l/jam; (6) fluoxetine 14 mg/kg (kontrol +). Sub-kelompok akuades dan PEO diinduksi dengan restraint stress (6 jam) disertai proses inhalasi (2 jam), sedangkan pada kontrol (+) diberikan administrasi fluoxetine secara oral setiap hari selama 14 hari. Monitoring elektrokardiogram serta observasi laju respirasi dilakukan pada hari ke-0, 3, 6, 9, 12, dan 15, kemudian dilakukan FST pada hari terakhir. Hasil pengamatan pada hari ke-6 menunjukkan kelompok akuades dan PEO 16 ?l/jam mulai mengalami peningkatan nyata pada gelombang T, interval QT, frekuensi denyut jantung, serta penurunan pada kompleks QRS dan interval RR, sedangkan pada kelompok PEO 40 ?l/jam, 80 ?l/jam, dan fluoxetine menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kontrol (-). Variabilitas denyut jantung yang tinggi juga ditemukan pada kelompok yang diinduksi stres sejak hari ke-6 melalui peningkatan parameter rasio LF/HF dan penurunan nHF(%), namun sub-kelompok PEO 40 ?l/jam dan 80 ?l/jam mulai menurun pada hari ke-12, dan kelompok fluoxetine pada hari ke-9 menunjukan nilai yang tidak berbeda nyata dengan kontrol (-). Peningkatan juga ditemukan pada laju pernapasan kelompok akuades dan PEO 16 ?l/jam sejak hari ke-9, sedangkan kelompok lainnya tidak berbeda nyata dengan dengan kontrol (-). Hasil uji FST menunjukkan persentase immobilitas yang tinggi serta persentase perilaku renang yang rendah pada kelompok akuades dan PEO 16 ?l/jam dibandingkan dengan kontrol (-). Berdasarkan hasil tersebut, pemberian stimulus stres berulang memberikan berubahan nyata pada parameter aktivitas listrik jantung, laju pernafasan dan peningkatan presentase immobilitas yang direpresentasi pada kelompok akuades. Inhalasi PEO 40 ?l/jam dan 80 ?l/jam mampu memberikan efek serupa antidepresan berdasarkan parameter aktivitas listrik jantung, laju pernapasan, penurunan persentase perilaku immobilitas dan peningkatan ketahanan perilaku renang pada uji FST setelah induksi stres berulang.