Permintaan yang meningkat terhadap kebutuhan energi sedangkan batu bara menipis menyebabkan perlu adanya alternatif untuk pemenuhan konsumsi energi. Biobriket merupakan bahan bakar berbasis biomassa pengganti batu bara yang ramah lingkungan dengan nilai kalor tinggi. Salah satu sumber bahan baku briket yaitu limbah tempurung kelapa. Akan tetapi, pemanfaatan produk biobriket memiliki kekurangan, diantaranya persaingan bahan baku, kurangnya pengendalian kualitas, daya saing produk, minimnya pengetahuan masyarakat lokal, hingga manajemen usaha yang sederhana. Charcoal Solusindo merupakan usaha yang memproduksi briket tempurung kelapa dan berlokasi di Bandung. Masalah dan tantangan yang dihadapinya baik dari briket hingga manajemen usaha membutuhkan strategi untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai nilai dan nilai tambah briket tempurung kelapa, menganalisis pengaruh rantai nilai dan keunggulan bersaing terhadap pengembangan usaha, dan menentukan strategi. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara, kuisioner, dan studi pustaka dengan pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Metode analisis rantai nilai menggunakan kerangka ACIAR (Australian Centre for International Agriculture Research) untuk pemetaan, model Porter untuk aktivitas, dan metode Hayami untuk nilai tambah. Metode analisis pengaruh menggunakan PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Modeling). Strategi pengembangan usaha dirumuskan berdasarkan kondisi internal dan eksternal usaha melalui matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) menggunakan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Penentuan prioritas strategi menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning
Matrix). Hasil penelitian menunjukkan pemetaan rantai nilai berdasarkan alur proses produk, rantai aktor, alur produksi, serta tata kelola dengan aktivitas rantai nilai terdiri dari aktivitas utama dan sekunder menciptakan produk briket ekspor dan lokal dengan rasio nilai tambah 35,24% dan 43,40%. Hasil analisis pengaruh menunjukkan rantai nilai memiliki pengaruh positif terhadap keunggulan bersaing dan pengembangan usaha dengan pemetaan rantai nilai berpengaruh signifikan terhadap pengembangan usaha. Prioritas strategi terpilih adalah menjaga hubungan dan memperluas kemitraan, meningkatkan kualitas produk dan memenuhi spesifikasi konsumen, manajemen bahan baku, mengembangkan akses permodalan, dan meningkatkan promosi.