digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) merupakan suatu kondisi pasien sindrom nefrotik yang tidak mencapai remisi (pengurangan/hilangnya gejala penyakit) pada terapi dengan prednison. Dari beberapa pilihan terapi untuk pasien SNRS, siklofosfamid merupakan obat yang paling banyak digunakan di Indonesia karena dijamin sepenuhnya oleh asuransi kesehatan nasional. Di sisi lain, Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) tidak menganjurkan siklofosfamid diberikan pada pasien SNRS karena dinilai tidak efektif dan memiliki potensi terjadinya infertilitas pada pasien. Oleh sebab itu, siklofosfamid perlu dievaluasi penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan siklofosfamid, serta menentukan pengaruh karakteristik pasien terhadap respon terapi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional menggunakan data rekam medik pasien yang memulai terapi dari bulan Januari 2022 dan telah menyelesaikan terapi paling lambat bulan April 2024. Pada penelitian diperoleh jumlah subjek sebanyak 83 pasien. Data yang dikumpulkan mencakup data demografi pasien, hasil pemeriksaan protein urin 24 jam atau morning spot urine protein-creatinine ratio (uPCR), serta efek samping obat. Metode analisis yang digunakan untuk menentukan pengaruh karakteristik pasien terhadap respon terapi adalah uji regresi logistik ganda. Pada penelitian ini, remisi total dicapai pada 27 pasien (32,53%), remisi parsial dicapai pada 40 pasien (48,19%), dan 16 pasien (19,28%) tidak mencapai remisi. Waktu (rata-rata ± SD) untuk mencapai remisi total adalah 4 ± 1,98 bulan. Analisis statistik menunjukkan adanya pengaruh antara status hipoalbuminemia terhadap respon terapi (P=0,036), tetapi tidak ditemukan adanya pengaruh antara karakteristik jenis kelamin, usia awitan saat SNRS, luas permukaan tubuh, edema, hematuria, tekanan darah, fungsi ginjal, dan tipe resistensi terhadap respon terapi. Efek samping yang banyak dirasakan adalah mual (68,67%), muntah (27,71%), dan rambut rontok (20,48%). Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa respon pasien SNRS terhadap terapi siklofosfamid dapat dinyatakan baik karena lebih banyak pasien yang mencapai remisi dibandingkan pasien yang tidak mencapai remisi. Tetapi, siklofosfamid belum cukup efektif dalam mencapai goals utama yaitu remisi total. Adapun karakteristik pasien yang mempengaruhi respon terapi adalah status hipoalbuminemia dan efek samping yang banyak dirasakan adalah mual, muntah, dan rambut rontok.