Keberadaan sumber daya mineral dan batubara pada suatu daerah merupakan suatu
keunggulan yang dapat dimanfaatkan untuk memperluas keunggulan komparatif
dan daya saing terhadap daerah yang lainnya. Daerah dengan PDRB sektor
pertambangan yang besar ternyata memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang
rendah. Kabupaten Sumbawa Barat memiliki rata-rata laju pertumbuhan ekonomi
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2023 sebesar 3,19% sehingga menempati
posisi kedua terbawah dibandingkan dengan daerah yang lainnya yang ada di
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian tingkat daya saing daerah pada
daerah yang memiliki sektor pertambangan yang tinggi belum tentu lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah dengan sektor pertambangan yang rendah jika dilihat
dari laju pertumbuhan ekonomi pada setiap Kabupaten yang ada di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui struktur ekonomi dan pergeseran tiap sektor
pada setiap Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan menggunakan
pendeketan analsis location quotient dan analisis shift share serta membentuk
model Indeks Daya Saing Daerah untuk melihat pengaruh sektor pertambangan
terhadap Tingkat daya saing daerah pada setiap Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan menggunakan pendekatan Geographically Temporal and
Weighted Regression (GTWR) menggunakan bantuan aplikasi R studio.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas daerah di Provinsi Nusa
Tenggara Barat memiliki sektor basis yaitu sektor pertanian, kecuali Kabupaten
Lombok Barat dengan sektor Transportasi dan Kabuoaten Sumbawa Barat dengan
sektor Pertambangan dengan. Pergeseran sektor di setiap daerah memiliki sektor
potensial yang berbeda namun khusus untuk sektor pertambangan pada daerah yang
belum melakkukan eksploitasi secara masif masih dapat mengembangkan sektor
pertambangannya. Dalam model Indeks Daya saing daerah didapatkan pengaruh
sektor pertambangan pada daerah dengan sektor pertambangan yang tinggi tidak
memiliki perbedaan nilai yang cukup besar dibandingkan dengan daerah yang
memiliki sektor pertambangan yang rendah.