ABSTRAK - Dito Ata'ul Momin Wicaksono
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Perkembangan motor listrik di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi disebabkan oleh dukungan penuh dari pemerintah Indonesia. Namun, harga dari motor listrik masih cukup mahal dibandingkan motor konvensional. Baterai, sebagai komponen utama sepeda motor listrik menyumbang sekitar 40% dari total biaya produksi, karena Indonesia belum dapat membuat baterai motor listrik dalam negeri yang menyebabkan harganya mahal dan nilai TKDN-nya juga tidak ada. Akibatnya, battery pack custom murah sering kali memenuhi pasar sebagai baterai pengganti tanpa pengujian standar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan universal battery pack dengan mempertimbangkan berbagai aspek keamanan yang mempertimbangkan beban seperti beban statik, beban dinamik seperti getaran, beban impak, dan sertifikasi Ingress Protection atau IP. Penelitian dimulai dengan melakukan survei pasar motor listrik di Indonesia lalu mencari baterai jenis apa yang paling banyak digunakan. Kemudian dilakukan proses desain untuk memenuhi spesifikasi battery pack yang dipilih. Proses desain meliputi desain konsep, model CAD, dan simulasi numerik untuk komponen holder dan selungkup. Standar pengujian yang digunakan untuk simulasi adalah UNR136e. Simulasi untuk holder terdiri dari simulasi statik, mechanical shock, dan respons getaran sedangkan untuk simulasi selungkup berupa simulasi drop test. Untuk memenuhi kebutuhan baterai universal, dibuatlah konsep core yang memungkinkan susunan sel baterai yang berbeda menggunakan holder yang sama dengan penempatan BMS dan konektor yang fleksibel. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa komponen holder dan selungkup tidak mengalami kegagalan. Spesifikasi baterai yang digunakan untuk simulasi juga sudah memenuhi standar SNI 8928:2023. Pengembangan battery pack ini berkontribusi menaikkan nilai TKDN pada motor listrik hingga 5% dari aspek pengembangan dan 45 % jika manufaktur baterai sepenuhnya dilakukan dalam negeri.