Sungai Plumbon terletak di perbatasan antara kota Semarang dan kabupaten Kendal
yang bermuara ke laut di sekitar pantai Mangunharjo. Pantai Mangunharjo serta
pantai lainnya yang berada di bagian utara pulau Jawa banyak mengalami
perubahan garis pantai yang berefek pada hilangnya lahan tambak. Salah satu
penyebab dari perubahan garis pantai adalah erosi pantai. Permasalahan yang
terdapat pada muara sungai Plumbon salah satunya berupa abrasi pantai yang
disebabkan oleh arus dari laut sehingga berefek terhadap perubahan garis pantai.
Karya tulis ini membahas tentang hasil analisis pola arus yang terjadi di sekitar
muara sungai Plumbon.
Pemodelan pola arus menggunakan Delft3D-FLOW menghasilkan arus yang
bergerak dari barat domain melewati daerah sekitar pantai dengan kecepatan 0.1-
0.6 m/s saat terjadinya pasang tertinggi. Hasil model Delft3D-WAVE dengan input
gelombang signifikan pada kondisi eksisting menghasilkan tinggi gelombang 1.2
meter di sekitar muara. Salah satu bangunan pantai yang dapat memecah
gelombang adalah breakwater. Pada penelitian ini akan dibahas tentang model
breakwater untuk menurunkan tinggi gelombang dengan perangkat lunak Delft3DWAVE
untuk input obstacle dengan menggunakan 3 simulasi. Hasil simulasi model
menunjukkan bahwa pembangunan breakwater dengan skenario 1 dengan tipe
bangunan sisi dinding miring, skenario 2 dengan tipe bangunan Caisson, dan
skenario 3 dengan tipe bangunan dinding vertikal tipis berhasil mereduksi
gelombang pada muara sungai Plumbon dengan mereduksi tinggi gelombang
menjadi masing-masingnya 0,85 meter, 0,4 meter, dan 0,78 meter untuk musim
barat, dan 0,53 meter, 0,5 meter, 0,67 meter untuk musim timur, yang mana
bangunan cassion pada skenario 2 memberikan hasil yang baik untuk penurunan
gelombang. Sedangakan untuk kecepatan arus yang terjadi di titik kontrol muara
saat disimulasikannya breakwater adalah masing-masingnya 0,3 m/s, 0,35 m/s, dan
0,45 m/s dengan skenario bangunan miring dari skenario 1 dapat mereduksi
kecepatan arus yang terjadi di laut.