digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Yudha Adiwijaya-Cover
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1-Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2-Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3-Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4-Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5-Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA-Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Yudha Adiwijaya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Energi angin merupakan salah satu sumber energi baru dan terbarukan yang potensial, Akan tetapi pemanfaatannya sebagai pembangkit listrik masih rendah, hanya 7,82% dari total energi listrik dunia pada tahun 2023. Turbin angin sumbu vertikal H-Darrieus yang digunakan untuk memanfaatkan energi angin tersebut penggunaannya belum maksimal karena sulit untuk mulai berputar sendiri. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini dilakukan analisis untuk mempermudah turbin H-Darrieus untuk mulai berputar sendiri tanpa mengorbankan performanya. Penelitian ini dilakukan secara simulasi computational fluid dynamics (CFD) menggunakan perangkat lunak ANSYS Fluent untuk menganalisis torsi awal dan koefisien daya turbin H-Darrieus transformasi gaya hambat & gaya angkat, yaitu turbin H-Darrieus yang bersifat gaya hambat pada TSR rendah, dan bersifat gaya angkat pada TSR tinggi. Simulasi dalam studi ini terbagi dua, yaitu kondisi turbin bersifat gaya hambat dan kondisi turbin bersifat gaya angkat. Kemudian nilai torsi pada kondisi diam dan koefisien daya (Cp) pada kondisi berputar dari hasil simulasi turbin gaya hambat dibandingkan dengan hasil simulasi turbin gaya angkat. Hasil simulasi menunjukkan turbin H-Darrieus mode gaya hambat memiliki koefisien torsi rata-rata 6,079 yaitu 12,7 kali lebih tinggi dibandingkan turbin mode gaya angkat dengan nilai rata-rata 0,443. Namun, turbin mode gaya hambat memiliki rentang kerja dan koefisien daya kecil, yaitu dibawah TSR 0,25 dengan Cp maksimal 0,0056 pada TSR 0,1. Hal ini artinya mode gaya hambat hanya cocok untuk kondisi awal berputar dan harus segera diubah ke mode gaya angkat ketika sudah berputar untuk memaksimalkan nilai Cp-nya.