digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER - Ita Utami
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 1 - Ita Utami
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 2 - Ita Utami
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 3 - Ita Utami
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 4 - Ita Utami
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

BAB 5 - Ita Utami
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

PUSTAKA - Ita Utami
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

Pisang Ambon Kuning (Musa acuminata, grup AAA) merupakan salah satu kultivar pisang yang banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di Indonesia. Namun, produksi pisang ini seringkali mengalami kendala karena adanya serangan penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh patogen Fusarium oxysforum f.sp. cubense (Foc), terutama jenis ras tropis 4 (Foc TR4). Banyak penelitian melaporkan bahwa Foc TR4 sudah menyerang berbagai jenis kultivar pisang lokal, termasuk pisang Ambon Kuning. Studi tentang profil ekspresi gen-gen ketahanan dapat memberikan pengetahuan penting mengenai respons tanaman terhadap infeksi Foc TR4. Pada mekanisme pertahanan tanaman terhadap infeksi patogen, asam salisilat (SA) merupakan fitorhormon penting yang dapat menginduksi sistem ketahanan pada tanaman. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan profil ekspresi gen ketahanan pisang Ambon Kuning yang terlibat dalam jalur persinyalan asam salisilat selama infeksi patogen Foc TR4. Gen-gen tersebut adalah phenylalanine ammonia lyase (PAL), non-expresser of PR (NPR1, NPR5, dan NPR6), TGA2 transcription factor (TGA2), serta gen-gen pathogenesis- related (PR1 dan PR5). Pengamatan ekspresi gen dilakukan pada 6, 24, dan 72 jam pasca infeksi (JPI). Dalam penelitian ini, digunakan metode quantitative polymerase chain reaction (qPCR) untuk menganalisis ekspresi tujuh gen target terkait jalur sinyaling SA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen-gen yang terlibat dalam biosintesis dan jalur sinyaling SA yaitu gen PAL, NPR1, NPR5, dan NPR6 mengalami pola ekspresi yang sama, yakni adanya peningkatan ekspresi pada 6 jam pasca infeksi yang diikuti oleh penurunan ekspresi pada 24 dan 72 JPI. Hal ini menunjukkan bahwa pada awal infeksi Foc TR4, terjadi proses biosintesis dan sinyaling SA untuk mengaktifkan sistem pertahanan tanaman. Selanjutnya, ekspresi gen TGA2 yang merupakan faktor transkripsi untuk mengaktifkan respons hilir SA berupa gen-gen pathogenesis- related (PR), mengalami kenaikan yang signifikan pada ketiga waktu pengamatan. Hal ini dikarenakan faktor transkripsi TGA2 tidak hanya teraktivasi oleh adanya sinyaling SA, tetapi juga dapat diaktifkan oleh persinyalan reactive oxygen species (ROS) yang terjadi ketika tanaman mengalami kondisi stres seperti adanya infeksi patogen. Di sisi lain, gen-gen target dari faktor transkripsi TGA2 yakni gen PR1 dan PR5 mengalami peningkatan ekspresi pada 6 dan 72 JPI, tetapi mengalami penurunan ekspresi pada 24 JPI. Penurunan gen-gen ketahanan pada jalur asam salisilat ini juga dapat disebabkan oleh protein-protein efektor yang disekresikan Foc TR4 yang dapat menghambat sistem pertahanan tanaman.