digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Filan Muhammad Kelvin
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Hierarchical Data Format version 5 (HDF5) merupakan salah satu format penyimpanan data yang fitur seperti skalabilitas tinggi, kecepatan dan kemudahan akses, dan modifikasi metadata yang fleksibel. Fitur yang dimiliki oleh HDF5 dimanfaatkan oleh International Hydrographic Organization (IHO) sebagai salah satu standar penyimpanan data S-100 untuk data batimetri, ketinggian muka air laut, dan arus permukaan. Pada penelitian ini metode konversi data oseanografi ke HDF5 dilakukan dengan menggunakan format S-100 IHO. Data yang digunakan yaitu batimetri dari Batimetri Nasional (Batnas), data elevasi muka air laut, dan kecepatan arus permukaan dari hasil pemodelan MITgcm di Karimunjawa. Konversi dilakukan ke HDF5 menggunakan format S-102, S-104, dan S-111 menggunakan bahasa pemrograman Python. Data yang telah dikonversi akan divalidasi dengan membandingkan nilai setelah konversi dengan data asli. Metode yang digunakan yaitu perata-rataan data, melakukan perbandingan data satu persatu, dan menggunakan metode hash. Setelah itu, data akan dibandingkan secara visual menggunakan aplikasi KHOA S-100 Viewer sebagai aplikasi templat bagi data S-100. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan nilai pada data terjadi kurang dari 1%, hal ini terjadi karena perubahan tipe data dari data asli dengan tipe data yang digunakan oleh S-100. Perubahan data teramati pada data S-104 dan S111, namun perubahan data tidak terjadi pada data S-102 karena tipe data yang digunakan oleh sumber data maupun S-100 sama. Secara kualitatif, kedua data dapat terlihat sama selama memiliki skala warna yang sama. Dapat diamati juga bahwa terjadi efisiensi ukuran dari data setelah dikonversi ke HDF5. Pengembangan pembuatan data S-100 dapat dilakukan dengan melakukan pengetesan data pada Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) agar lebih memahami kekurangan dari pembuatan data.