digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jeremy Ernest Depari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

Persebaran sampah di laut dapat dipengaruhi oleh curah hujan, fenomena oseanografi seperti arus laut, pasang surut, musim, debit sungai. Selain itu, aktivitas masyarakat juga dapat mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sampah laut di Indonesia, khususnya pesisir Bekasi dan Karawang berdasarkan jenis, jumlah, berat, dan ukurannya dengan survei dan pengukuran lapangan pada tiga musim, yakni musim peralihan II tahun 2023, barat, dan peralihan I tahun 2024. Survei dan pengukuran lapangan yang dilakukan menggunakan metode yang bersumber dari Pedoman Pemantauan Sampah Laut oleh KLHK tahun 2020. Dari apa yang telah diimplementasikan, ditemukan berbagai jenis sampah di pesisir Bekasi dan Karawang dengan jenis wilayah hutan bakau, daerah wisata, daerah TPI (Tempat Pelelangan Ikan), dan daerah jarang penduduk. Pada setiap musim dan lokasi, sampah plastik (PL) sangat mendominasi dengan rentang persentase 37,69%–95,91%. Sampah yang paling jarang ditemukan yaitu sampah kaca dan keramik (GC), kertas dan karton (PC), sampah logam (ME), dan juga sampah dari bahan lainnya (OT), persentase ditemukannya sampahsampah tersebut di setiap musimnya tidak lebih dari 5%. Jumlah, berat, dan ukuran dari sampah pun selalu bervariasi. Sampah paling banyak ditemukan di Wisata Mangrove Saung Alas Bekasi dan Wisata Mangrove Cilebar Karawang. Jumlah sampah di kedua lokasi tersebut mencapai lebih dari 100 sampah pada setiap musimnya. Sampah makro lebih banyak ditemukan daripada sampah meso. Berat dari sampah meso di setiap musimnya berada di rentang angka 0–89 g/m2 , sedangkan berat sampah makro di setiap musim dan lokasinya berada di rentang angka 22,70–289,68 g/m2 . Jumlah dan kepadatan sampah di setiap pesisir kecuali lebih besar pada saat musim barat tahun 2024 jika dibandingkan dengan musim peralihan II tahun 2023 dan musim peralihan I tahun 2024 kecuali di Pantai Tanjung Pakis.