Penggunaan abu sekam padi (RHA) sebagai prekursor alternatif terhadap tetraetil
ortosilikat (TEOS) akan diselidiki dari berbagai karakteristik terkait penyerapan zat
warna metilen biru (MB). Ekstraksi silika dilakukan secara refluks thermal (1 jam,
100°C) dengan 200 ml 8% w/v larutan NaOH pada 12,5 gram RHA, menghasilkan
Na2SiO3 terlarut yang diteteskan secara perlahan ke dalam larutan 380 ml 1,6M
larutan HCl ditambah penambahan massa surfaktan P123 dengan variasi 5, 10, dan
15 gram. Setelah melalui proses aging (24 jam, 40°C), pengeringan (24 jam,
100°C), dan kalsinasi (5 jam, 600°C), dihasilkan mesopori silika bubuk berwarna
putih. Karakterisasi Brunauer-Demming-Teller (BET) menunjukkan karakteristik
mesopori dengan luas permukaan spesifik tinggi (m2
/g): 396,65; 414,32; dan 422,97
dengan radius pori (nm) 3,39; 3,08; dan 3,06. Karakterisasi Fourier-Transformed
Infrared (FTIR) menunjukkan tiga puncak gugus siloksan serta puncak-puncak
gugus hidroksil dari silanol. Karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM)
menunjukkan partikel kubus dan sperikal diselimuti agregat kecil sebagai bukti
pencetakan misel. Isoterm adsorpsi memiliki kecocokan dengan model Freundlich
dengan rata-rata R2
= 0,8867. Kinetika adsorpsi memiliki kecocokan dengan model
ordo kedua semu dengan rata-rata R2
= 0,945. Kapasitas adsorpsi MB maksimum
(mg/g) pada konsentrasi awal 300 ppm untuk P123 5 gram, 10 gram, dan 15 gram
secara berturut adalah 59,782; 82,668; dan 117,692.