digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Resiliensi yang salah satunya berhubungan dengan penanganan kegagalan service merupakan tantangan pada microservices. Hal ini dapat ditangani dengan circuit breaker untuk membatasi pemanggilan service yang mengalami kegagalan. Akan tetapi, perubahan state circuit breaker hanya diketahui oleh service yang berhubungan secara langsung sehingga service-service yang berada di belakangnya dalam rantai hubungan service tetap melakukan pemanggilan. Sudah terdapat penelitian yang mengatasi kekurangan tersebut dengan membuat circuit breaker yang bersifat cascading untuk menghindari pemanggilan lebih awal terhadap service yang mengalami kegagalan. Akan tetapi, sistem tersebut masih mempunyai kekurangan, yaitu informasi perubahan state tidak dapat diketahui oleh service yang baru di-deploy dan service yang independen terhadap service yang mengetahui informasi perubahan tersebut. Di sisi lain, terdapat juga peluang penelitian untuk melakukan improvement cara circuit breaker bekerja. Untuk mengatasi kekurangan yang ada, tugas akhir ini membuat sebuah sistem cascading circuit breaker berbasis event-driven. Hal ini karena sistem dengan gaya komunikasi event-driven memiliki fleksibilitas yang lebih baik daripada sistem dengan gaya komunikasi request-response, seperti pada sistem cascading circuit breaker yang ada. Selain itu, improvement dilakukan dengan menyediakan mekanisme pengalihan pemanggilan ke endpoint alternatif jika sebuah endpoint berstatus open. Sistem cascading circuit breaker di-deploy sebagai sidecar untuk memberikan fleksibilitas yang baik. Sistem berhasil diimplementasikan dan diorkestrasikan menggunakan Kubernetes. Informasi perubahan state open berhasil disebarkan kepada service baru dan service yang independen terhadap service yang mengetahui perubahan state. Selain itu, sistem juga berhasil mengalihkan pemanggilan ke endpoint alternatif jika sebuah endpoint berstatus open. Rata-rata overhead yang dimiliki oleh sistem cukup rendah, yakni 2,86 ms. Di sisi lain, didapatkan lama waktu penyebaran perubahan state, yakni selama 2,12 menit.