Sungai Citarum dengan beban pencemar yang tinggi digunakan oleh masyarakat
Dusun Ciwalengke dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu penggunaannya terdapat
pada kegiatan mandi, cuci, kakus (MCK) umum. MCK umum pada Dusun
Ciwalengke yang berlokasi di RW 08 dan RW 10 sudah beroperasi selama 20 tahun
dan pada saat ini dalam kondisi rusak dan tidak terpelihara. Kondisi sanitasi yang
buruk menyebabkan diperlukan analisis strategi peningkatan keberlanjutan
infrastruktur MCK umum di Dusun Ciwalengke, Kecamatan Majalaya, Kabupaten
Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kondisi
dan masalah terkait keberlanjutan fasilitas MCK di Dusun Ciwalengke. Penelitian
ini dilakukan dengan penggunaan data sekunder dan data primer berupa kuesioner,
serta analisis deskriptif untuk mengevaluasi kondisi eksisting di Dusun Ciwalengke
dan uji independensi Chi-Square untuk melihat pengaruh kesediaan masyarakat
dalam memberikan lahan dan iuran per bulan terhadap peningkatan fasilitas MCK
di Dusun Ciwalengke. Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dilakukan
untuk memilih teknologi pengolahan air limbah yang sesuai pada fasilitas MCK di
Dusun Ciwalengke. Dalam pemilihannya, digunakan kriteria efisiensi penyisihan,
biaya, kemudahan operasional dan pemeliharaan, serta penggunaan lahan. Terdapat
tiga alternatif berupa tangki septik konvensional, biofiltrasi, dan constructed
wetland dengan pertimbangan ketiga alternatif memiliki efisiensi yang cukup
tinggi, pemeliharaan yang mudah, dan biaya operasional dan pemeliharaan yang
cukup rendah. Peningkatan keberlanjutan infrastruktur MCK umum di Dusun
Ciwalengke menggunakan analisis SWOT untuk menentukan strategi yang tepat
dan sesuai. Berdasarkan hasil studi, kondisi eksisting fasilitas MCK di Dusun
Ciwalengke masih belum sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku.
Limbah cair domestik sebagian besar tidak diolah dan dibuang langsung ke sungai
sementara penggunaan air pada MCK umum berasal dari air sungai. Masyarakat
beranggapan fasilitas MCK sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan
sebagian besar bersedia berkontribusi dalam peningkatan fasilitas MCK. Dalam
penyediaan lahan, hanya sedikit masyarakat yang bersedia memberikan lahan.
Sementara di sisi lain, cukup banyak masyarakat yang bersedia memberikan iuran
per bulan untuk biaya operasional dan pemeliharaan fasilitas MCK. Keterbatasan
lahan dan ekonomi menyebabkan perlu dipertimbangkan faktor penggunaan lahan
dan biaya dalam peningkatan fasilitas MCK di Dusun Ciwalengke. Teknologi pengolahan air limbah yang diusulkan pada penelitian ini adalah biofiltrasi sesuai
dengan hasil analisis menggunakan metode AHP. Strategi keberlanjutan yang
diusulkan dalam penelitian ini adalah strategi WO (Weakness – Opportunity)
dengan faktor penentu berupa pembangunan teknologi pengolahan air limbah,
pembentukan komunitas pada masyarakat dalam mengelola MCK komunal, dan
penyuluhan pada masyarakat terkait sanitasi.