Perusahaan saat ini beroperasi dalam era VUCA (volatility, uncertainty, complexity,
ambiguity), yang menimbulkan tantangan disruptif bagi seluruh industri, termasuk
UMKM mode di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh
kapabilitas BPM eksploitasi dan BPM eksplorasi, serta peran teknologi digital,
terhadap ketahanan organisasi (organizational resilience) pada UMKM mode di
Kota Bandung. Variabel BPM eksploitasi dan BPM eksplorasi dibentuk oleh
dimensi process-modelling, process management, process-oriented culture,
proses-oriented structure, dan adaptasi dimensi baru yaitu kemitraan baik secara
eksploitatif maupun eksploratif. Ketahanan organisasi sebagai variabel dependen
dibentuk oleh tiga dimensi yang meliputi anticipation, adaptability, dan recovery.
Data dikumpulkan dari 121 responden yang terdiri dari pemilik, manajer, dan
supervisor UMKM mode di Kota Bandung dengan umur usaha setidaknya lima
tahun, yang memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Squares Structural Equation
Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa BPM eksploitasi
memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap ketahanan organisasi, sedangkan
BPM eksplorasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Selain itu, teknologi
digital ditemukan memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap ketahanan
organisasi, namun tidak memoderasi hubungan antara BPM eksploitasi dan BPM
eksplorasi terhadap ketahanan organisasi. Penelitian ini menyoroti bahwa
optimalisasi proses bisnis yang ada melalui perbaikan secara inkremental, disertai
dengan pemanfaatan teknologi digital, dapat meningkatkan ketahanan UMKM
mode di Kota Bandung. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah memberikan
panduan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan ketahanan organisasi mereka di
era VUCA melalui peningkatan proses yang sudah ada (eksploitasi), menjalin
kemitraan strategis yang relevan, dan pemanfaatan teknologi digital.