digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Yohan Steven Siagian
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Yohan Steven Siagian
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Yohan Steven Siagian
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Yohan Steven Siagian
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Yohan Steven Siagian
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Yohan Steven Siagian
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Korosi merupakan degradasi logam maupun paduan secara spontan yang disebabkan oleh reaksi kimia, biokimia, dan interaksi elektrokimia antara logam dan paduan dengan lingkungan. Peristiwa korosi dapat terjadi pada seluruh logam maupun paduan, termasuk baja. Korosi yang terjadi pada baja tidak dapat dihentikan namun dapat dikendalikan dengan beberapa metode salah satunya adalah dengan penambahan inhibitor. Saat ini inhibitor yang sedang banyak dikembangkan adalah inhibitor ramah lingkungan atau Green Corrosion Inhibitor (GCI) yang salah satunya berasal dari tanaman. Rambutan merupakan salah satu tanaman yang dikembangkan sebagai GCI karena mengandung senyawa tanin dan flavonoid yang terbukti dapat menghambat laju korosi. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh metode ekstraksi kulit rambutan, tipe pelarut, durasi waktu ekstraksi, dan persen solid sebagai inhibitor korosi terhadap efisiensi inhibisinya pada baja API 5L Grade X52M pada larutan HCl 1 M. Ekstrak kulit rambutan dibuat dengan 2 metode, yaitu metode maserasi dengan variasi pelarut, yaitu etanol, aseton, dan akuades, durasi maserasi, yaitu 18 jam, 24 jam, dan 48 jam, dan variasi persen solid, yaitu 10% dan 5%. Untuk metode Ultrasonic-Assisted Extraction dilakukan pada suhu 50???? dan persen solidnya 5% dengan variasi waktu ekstraksi 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. Uji perendaman dilakukan selama 24 jam pada suhu 25????????untuk mengetahui laju korosi dan efisiensi tiap inhibitor yang diuji. Uji elektrokimia yang dilakukan antara lain uji open circuit potential (OCP), electrochemical impedance spectroscopy (EIS), dan potentiodynamic polarization (PDP). Kemudian dilakukan uji karakterisasi permukaan yang terdiri atas optical microscope (OM) dan scanning electron microscope (SEM) dan karakterisasi senyawa organik menggunakan fourier transform infrared spectroscopy (FTIR) dan ultraviolet-visible spectroscopy (UVVis). Hasil uji perendaman menunjukkan perbedaan metode, tipe pelarut, durasi waktu ekstraksi, dan persen solid pada ekstraksi kulit rambutan dapat mempengaruhi efisiensi inhibisinya. Dari hasil uji perendaman diperoleh efisiensi inhibitor tertinggi pada inhibitor yang diekstrak dengan metode maserasi selama 18 jam dengan persen solid 5%, yaitu sebesar 92,57%. Dari hasil uji elektrokimia, diketahui inhibitor merupakan mixed type inhibitor dengan model rangkaian lisrik ekuivalennya Rs-L-(CPEi(Ri(CPEdl/Rp)). Pada uji karakterisasi permukaan diketahui sampel yang direndam pada larutan blank permukaannya lebih kasar dibandingkan dengan sampel yang direndam pada larutan yang mengandung inhibitor. Dari hasil uji karakterisasi produk korosi disimpulkan terdapat senyawa organik dari ekstrak kulit rambutan yang terabsorpsi pada permukaan baja.