Bencana longsor merupakan jenis bencana alam yang sering ditemukan pada areal dengan dominasi lereng dan berdampak pada kerugian ekonomi serta rusaknya aspek lingkungan dan ekosistem. Wilayah Taman Wisata Alam (TWA) Situ Patengan merupakan salah satu kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Bandung yang menyajikan kekayaan alam berupa danau dengan bentang alam pegunungan. Wilayah tersebut dikelilingi oleh akses jalan dengan bagian pinggir berupa lereng dan pondasi batuan. Penelitian ini bertujuan memetakan areal kerawanan longsor melalui klasifikasi parameter penyebab longsor berdasarkan metode Anbalagan pada wilayah TWA Situ Patengan dan sekitarnya. Penelitian ini mengkaji pemetaan potensi longsor melalui pemodelan spasial merujuk metode Anbalagan yang mencakup parameter litologi, kemiringan, tutupan lahan, relief relatif, kebasahan lahan, curah hujan, dan zona seismik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa area kerawanan longsor terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu kerawanan rendah seluas 151,35 hektar, kerawanan sedang seluas 37,61 hektar, dan kerawanan tinggi seluas 2,87 hektar. Sebaran areal dengan tingkat kerawanan tinggi ditemukan pada areal pinggir lereng antara TWA Situ Patengan dan Cagar Alam Patengan 1, sedangkan tingkat kerawanan rendah dan sedang banyak ditemukan pada areal pemanfaatan wisata.