Sanitasi di kawasan semi-perkotaan menjadi tantangan bagi pemerintah daerah Indonesia. Penurunan Open Defecation Free (ODF) baru mencapai 5,86% dari target 0% di tahun 2024, target ini merupakan tolok ukur sederhana yang dapat mengambarkan kondisi sanitasi disuatu wilayah, sebelum melihat capaian dan target lain di bidang sanitasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Sumedang telah mencapai 81,23% desa ODF pada tahun 2021. Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang merupakan kawasan semi-perkotaan yang telah mendeklarasikan sebagai desa ODF. Namun, percepatan ini sering kali mengabaikan keberlanjutan sistem sanitasi setelah deklarasi.
Analisis persepsi, perilaku dan keberlanjutan sanitasi masyarakat pasca deklarasi ODF di Kawasan semi-perkotaan menggunakan kerangka IBM-WASH kepada 112 respondan masyarakat dan KAP kepada 30 responden stakeholder. Analisis EFA menunjukan persepsi masyarakat dengan variabel societal/structural (0,684) dan individual (0,501) memiliki kontribusi terbesar, dengan total variansi 62,82% dan 75% responden memberikan tanggapan positif. Analisis KAP persepsi stakeholder menunjukkan pengetahuan 94% (SD 0,671), sikap 87% (SD 0,827), dan praktik 93% (SD 1,136), dengan rata-rata KAP 91% mengkonfrimasi bahwa persepsi stakeholder terhadap perilaku sanitasi masyarakat sudah baik. Namun, Kebijakan/Peraturan (25%) dan Pembiayaan/Distribusi (9%) menunjukkan nilai kurang baik. Hasil normalisasi data mengindikasikan 81% masyarakat memiliki perilaku sanitasi yang baik, sementara 19% lainnya membutuhkan strategi tambahan. Analisis CFA dengan pendekatan FIETS menunjukkan validitas kuat dengan nilai loading faktor >0,700 terhadap keberlanjutan sistem sanitasi. Rekomendasi mencakup penambahan peraturan IPALD, pelatihan, kampanye advokasi, alokasi dana, dan pemeliharaan fasilitas sanitasi dirasa dibutuhkan.