Chlorella vulgaris adalah mikroalga dari genus Chlorella yang memiliki potensi
tinggi sebagai produsen lipid karena kultivasinya yang mudah dan perolehan
lipidnya yang tinggi. Mikroalga bertumbuh cepat karena efisiensi fotosintesisnya
yang tinggi, hal tersebut menyebabkan kultivasi mikroalga untuk menjadi bahan
baku bioproduk menjanjikan. Kultivasi mikroalga dapat dilakukan menggunakan
sistem terbuka seperti open raceway pond ataupun sistem tertutup seperti
photobioreactor. Sistem kultivasi mikroalga terbuka merupakan sistem kultivasi
yang berinteraksi dengan lingkungan dan memiliki faktor pertumbuhan yang tidak
terkontrol sedangkan sistem kultivasi mikroalga tertutup adalah sistem kultivasi
yang tertutup dari lingkungan dan memiliki faktor pertumbuhan yang dapat
dikontrol. Evaluasi unjuk kerja dari sistem-sistem kultivasi mikroalga yang
berbeda perlu dianalisis lebih lanjut. Pada penelitian ini, Chlorella vulgaris akan
dikultivasi pada sistem kultivasi photobioreactor 1 L, photobioreactor 60 L, dan
open raceway pond 500 L dalam medium Nutri-comp D. Penentuan konsentrasi
sel, berat kering, dan pH pada sampel akan dilakukan setiap hari. Kemudian,
pemanenan kultur dari sistem kultivasi dilakukan agar ekstraksi lipid dapat
dilakukan. Lipid dari kultur Chlorella vulgaris diekstraksi menggunakan solvent
extraction. Nilai specific growth rate, doubling time, produktivitas, perolehan
biomassa, dan perolehan lipid akan digunakan untuk menentukan efektivitas dan
efisiensi sistem-sistem kultivasi. Berdasarkan hasil penelitian, open raceway pond
500 L memiliki parameter pertumbuhan paling baik dengan nilai specific growth
rate sebesar 0,378 ± 0,009/hari dan doubling time sebesar 1,83 ± 0,04 hari. Lalu,
parameter produktivitas dari open raceway pond memiliki hasil terbaik dengan
nilai produktivitas sebesar 0,014 ± 0,018 g/L/hari, perolehan biomassa sebesar
0,155 ± 0,029 g/L/hari, dan perolehan lipid sebesar 29,34 ± 0,37% (b/b).
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa sistem kultivasi open raceway
pond 500 L memiliki unjuk kerja terbaik dibandingkan sistem kultivasi lainnya