Penimbunan sampah di landfill mengemisikan gas rumah kaca (GRK) dalam
jumlah yang signifikan yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan
perubahan iklim. Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan masterplan
pengelolaan sampah berkelanjutan, dengan mengintegrasikan teknologi
pengomposan, insinerator, Black Soldier Fly (BSF), dan daur ulang untuk
mengurangi sampah yang diangkut ke landfill. Studi ini mengkaji potensi reduksi
emisi GRK dan nilai ekonomi karbon (NEK) melalui pengoptimalan teknologi
pengolahan sampah di Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) di Kawasan
Kampus. Data timbulan dan komposisi sampah digunakan untuk mengestimasi
emisi GRK yang didapatkan melalui sampling menggunakan metode berdasarkan
SNI 19-3964-1994. Estimasi emisi GRK dihitung berdasarkan IPCC 2006
Guidelines tier-1. Timbulan sampah rata-rata untuk sampah campur, sampah kebun
& taman, dan sampah sisa makanan berturut-turut sebanyak 917,42 kg/hari, 553,16
kg/hari, dan 9,18 kg/hari. Hasil studi menunjukkan bahwa emisi GRK untuk
skenario business as usual, skenario optimis dan pesimis pengoptimalan IPST
masing-masing sebesar 1071,50 ton CO2e/tahun, 357,94 ton CO2e/tahun, dan
651,14 ton CO2e/tahun. Skenario optimis pengolahan sampah dapat mereduksi
emisi GRK sebesar 713,56 ton CO2e/tahun (66,59%), sedangkan skenario pesimis
dapat mereduksi 420,36 ton CO2e/tahun (39,23%). Valuasi karbon berdasarkan
harga satuan unit karbon dari IDXCarbon didapatkan sebesar Rp41.957.515,2
untuk skenario optimis dan Rp24.717.063,5 untuk skenario pesimis.