digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_NISRINA MAULIDYA
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Pengelolaan sampah masih menjadi tantangan yang signifikan di Indonesia, salah satu penghasil sampah terbesar di ASEAN, yang menghasilkan sekitar 64 juta ton per tahun (UNEP, 2017). Indonesia menargetkan 100% sampah yang dikelola dengan baik di daerah perkotaan, dengan fokus 80% pada pengangkutan dan 20% pada pengurangan, sambil bertransisi ke pengelolaan sampah berbasis pengolahan. Meskipun sudah ada berbagai solusi, kemajuan yang signifikan masih sulit dicapai. Polusi sampah, termasuk sampah yang tidak sedap dipandang mata, bau busuk, dan lindi yang berbahaya, berdampak negatif terhadap lingkungan. Kebakaran di TPA Sarimukti, yang disebabkan oleh puntung rokok yang dibuang sembarangan pada musim kemarau, memperburuk kondisi, dan berdampak pada lebih dari 15 hektar di empat zona TPA. Evaluasi kualitas lingkungan dengan menggunakan metode (IRBA) (Integrated Risk Based Approach), sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 sangat penting dilakukan sebelum memutuskan untuk merehabilitasi atau menutup TPA. Studi ini mengkarakterisasi sampah selama bencana kebakaran, menilai kualitas lindi di instalasi pengolahan TPA Sarimukti, dan melakukan penilaian lingkungan secara cepat dengan menggunakan metode IRBA untuk menentukan kelayakan TPA. Sampah yang dibakar memiliki kadar air rata-rata 10,41%, kadar volatil 49,04%, kadar abu 50,95%, karbon tetap 31,05%, dan nilai kalor 3391,19 kal/g. Kandungan logam yang terdapat pada lindi antara lain Cu sebesar 1,63 mg/kg, Pb sebesar 0,37 mg/kg, dan Zn sebesar 4,85 mg/kg. Kualitas lindi melebihi standar untuk BOD, COD, dan N-Total, sementara pH, TSS, merkuri, kadmium, dan MBAS masih dalam batas yang dapat diterima. Penilaian Indeks Risiko Lingkungan akhir menghasilkan evaluasi bahaya yang sangat tinggi yaitu 620,53. Hal tersebut mengindikasikan penutupan TPA karena dampak lingkungan dan sosial yang signifikan