Sampah organik merupakan komponen mayoritas sampah rumah tangga
di Kota Bandung yang dapat menimbulkan dampak negatif tanpa pengelolaan yang
baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat preferensi masyarakat Kota
Bandung untuk mengolah sampah organik di sumber, pengaruh faktor pengetahuan,
persepsi, sikap, dan ketersediaan sarana dengan preferensi, serta metode
pengolahan yang paling umum dipilih. Metode penelitian ini adalah kuantitatif
dengan instrumen kuesioner. Sampel penduduk asli dikumpulkan dengan teknik
proportionate stratified random sampling, sedangkan sampel penduduk pendatang
dengan snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32% responden
melakukan pemilahan di sumber dan hanya 12% responden mengolah sampah
organik di sumber. Sejumlah 66% responden memiliki tingkat pengetahuan yang
cukup, skor rata-rata sikap 4,11, skor rata-rata persepsi 4,24, dan skor rata-rata
ketersediaan sarana 2,39. Mayoritas responden (48,70%) memiliki preferensi yang
sedang, 33,16% memiliki preferensi tinggi, dan 18,13% memiliki preferensi rendah
untuk mengolah sampah organik di sumber. Berdasarkan uji regresi linear ganda,
variabel sikap dan ketersediaan sarana memiliki pengaruh positif signifikan dengan
preferensi masyarakat mengolah sampah organik di sumber (signifikansi < 0,05 dan
thitung > ttabel). Variabel yang paling berpengaruh terhadap preferensi masyarakat
mengolah sampah organik rumah tangga di sumbernya adalah sikap dengan nilai
beta terbesar, yaitu 0,4788. Metode pengolahan sampah organik di sumber yang
paling banyak dipilih responden adalah pengomposan dengan tong atau ember
(55%). Rekomendasi strategi TOWS pengolahan sampah organik rumah tangga
terdiri dari strategi intervensi sikap dan ketersediaan sarana. Implementasi skenario
rekomendasi pengelolaan moderat direncanakan selama 15 tahun hingga tahun
2039 dengan proyeksi timbulan sampah organik rumah tangga sebesar 281.520
ton/tahun. Pada akhir tahun 2039, implementasi memungkinkan pengurangan
hingga 23,90% atau sebesar 63.239 ton/tahun sampah organik rumah tangga di Kota
Bandung melalui pengolahan di sumber serta reduksi emisi karbon hingga 23.458
ton CO2e/tahun dengan adanya reduksi emisi CH4 di TPA.