digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Ferdinand Napitupulu
PUBLIC Irwan Sofiyan

Dalam rangka mensukseskan kestabilan pangan, swasembada pangan serta meningkatkan kestabilan ekonomi masyarakat, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan berbagai pembangunan infrastruktur penunjang kestabilan pangan. Pemerintah melalui peraturan Presiden No. 47 Tahun 2016 menetapkan beberapa proyek bendungan sebagai Proyek Strategis Nasional untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional. Namun dalam pelaksanaannya, banyak bendungan yang sedang dibangun mengalami kenaikan biaya konstruksi. Bendungan Cipanas adalah salah satu bendungan yang mengalami kenaikan biaya konstruksi sebesar 66%. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh pemahaman adanya hubungan antara karakteristik proyek dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan biaya konstruksi Bendungan Cipanas. Penelitian ini dibatasi kepada proyek Bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional yakni Bendungan Cipanas. Penelitian ini diharapkan dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kenaikan biaya konstruksi pada proyek Bendungan Cipanas, sehingga untuk proyek-proyek bendungan serupa dapat diantisipasi dan diambil tindakan untuk mencegah atau mengendalikan kenaikan biaya yang sangat berarti. Dengan menggunakan data sekunder berupa data kontrak dan data primer yakni kuisioner yang dilakukan kepada Pelaku Konstruksi Bendungan Cipanas didapatkan faktor yang berpengaruh terhadap kenaikan biaya konstruksi adalah kondisi geologi, kesalahan perencanaan, sulitnya mendapatkan material, tenaga kerja dan peralatan, keterlambatan pembebasan lahan, kondisi sosial masyarakat, pelaksanaan konstruksi yang buruk, kenaikan harga material, pengajuan klaim, estimasi biaya yang tidak tepat, kondisi ekonomi, kondisi global, force majeure, akses proyek yang sulit, kebijakan pemerintah, dan perubahan iklim. Karakteristik Bendungan Cipanas yang ditemukan adalah lokasi proyek, tipe bendungan dan ketersediaan material, tipe saluran pengelak, kondisi geologi, pembebasan lahan dan kebutuhan lahan serta kondisi sosial masyarakat.