Mikroalga merupakan mikroorganisme perairan yang memiliki banyak manfaat
karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, mengandung senyawa bioaktif, dan
mampu hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrim. Walaupun menawarkan
banyak manfaat, namun produksi mikroalga dalam skala industri membutuhkan
biaya operasional yang tinggi untuk kebutuhan medium kultivasi mikroalga.
Anaerobically digested dairy manure wastewater (ADDMW) merupakan limbah
kotoran sapi yang telah diolah dalam produksi biogas. Kandungan nitrogen yang
tinggi pada ADDMW menyebabkan limbah ini berpotensi untuk digunakan sebagai
medium kultivasi mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau potensi
ADDMW sebagai substitusi medium sintetis untuk kultivasi campuran Spirulina
platensis dan Haematococcus pluvialis serta akumulasi protein, astaxanthin, dan
fikosianin. Penelitian dilakukan dengan variasi penambahan limbah ADDMW
terhadap medium Zarrouk dengan konsentrasi 0%, 50%, dan 100%. Mikroalga
kultur campuran dikultivasi selama 20 hari pada suhu 25±2oC, intensitas cahaya
2100 lux, fotoperiodisme 16:8 terang:gelap, dan aerasi 0,5 L/menit. Sampel
mikroalga diambil setiap dua hari untuk penentuan laju pertumbuhan mikroalga
berdasarkan berat kering, penentuan kadar protein dengan metode Bradford, kadar
astaxanthin dengan high performance liquid chromatography (HPLC), dan kadar
fikosianin dengan spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsentrasi limbah ADDMW 50% merupakan yang paling optimal untuk kultivasi
mikroalga kultur campuran dengan laju pertumbuhan spesifik 0,087/hari, kadar
protein, astaxanthin, dan fikosianin secara berturut-turut sebesar 0,91±0,72%,
15,48±3,35 µg/g, dan 2,26±0,97 mg/g. Hasil proses scaling-up pada open raceway
pond menunjukkan adanya peningkatan kadar protein sebesar 4,5x lipat dan
penurunan kadar astaxanthin dan fikosianin secara berturut-turut sebesar 66% dan
76%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah penambahan limbah ADDMW
berpotensi mensubstitusi medium Zarrouk untuk produksi protein, namun belum
mampu mensubstitusi medium Zarrouk untuk produksi astaxanthin dan fikosianin