digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Gelatin adalah bahan serbaguna yang banyak digunakan dalam industri medis dan farmasi untuk banyak aplikasi termasuk cangkang kapsul, film sinar-X, infus pengganti plasma dan pembuatan jaringan buatan. Gelatin sisik ikan merupakan sumber alternatif yang menguntungkan bagi Indonesia sebagai bahan yang halal, meskipun kualitasnya rendah. Penambahan pengikat silang dapat meningkatkan karakteristik kualitas gelatin sisik ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi variabel dalam proses praekstraksi basa, praekstraksi asam dan ekstraksi gelatin untuk menghasilkan gelatin dengan rendemen paling optimum. Selain itu, juga bertujuan untuk mendapatkan data kuantitatif terkait pengaruh penambahan pengikat silang glutaraldehid, fenolik dan asam karboksilat terhadap perbaikan karakter gelatin, sehingga dapat diaplikasikan dalam pengembangan cangkang kapsul. Optimasi ekstraksi melalui dua tahapan yaitu seleksi variabel paling berpengaruh dengan pendekatan fraksi faktorial dan optimasi level variabel dengan pendekatan metode respons permukaan. Ekstraksi melalui empat tahapan yaitu, pembersihan bahan baku, hidrolisis dengan basa dan asam, ekstraksi dengan air, dan pengeringan dalam oven. Dalam tahapan tersebut memiliki sembilan variabel yang berpengaruh terhadap rendemen ekstraksi, yaitu konsentrasi basa praekstraksi, suhu praekstraksi basa, durasi praekstraksi basa, konsentrasi asam praekstraksi, suhu praekstraksi asam, durasi praekstraksi asam, suhu ekstraksi, durasi ekstraksi, dan volume pelarut ekstraksi. Dalam tahapan seleksi diperoleh empat variabel yang berpengaruh sangat signifikan yaitu konsentrasi basa praekstraksi, konsentrasi asam praekstraksi, suhu ekstraksi, dan durasi ekstraksi (p<0,05). Dalam tahapan optimasi level diperoleh bahwa rendemen ekstraksi secara optimum diperoleh jika konsentrasi basa 0,1 N, konsentrasi asam 1 N, suhu ekstraksi 90 ?C, dan durasi ekstraksi bervariasi tergantung sampel yang diperiksa yaitu bandeng 8 jam, kakap 15 jam dan kerapu 24 jam. Hasil rendemen aktual pada level optimum mendekati prediksi rendemen ekstraksi dari bandeng, kakap dan kerapu, berturut-turut yaitu 36,3±0,9%, 18,1±0,7%, dan 16,1±0,7%. Penambahan pengikat silang dapat memperbaiki karakteristik kualitas gelatin sisik ikan, seperti peningkatan indeks pembengkakan, derajat ikatan silang, viskositas, kekuatan gel, profil mekanik, puncak endotermik, dan permeabilitas uap air. Pengikat silang yang digunakan adalah glutaraldehid, senyawa turunan fenolat (fenol, pirokatekol, resorsinol, ?-naftol, vanilin, L-tirosin, kurkumin, asam galat, kuersetin, dan asam tanat) dan senyawa turunan asam karboksilat (asam oksalat, asam suksinat, asam tartrat, asam ftalat dan asam sitrat). Penambahan pengikat silang glutaraldehid (0,5–5%) menghasilkan perbaikan karakteristik yang paling tinggi, tetapi penggunaannya memiliki risiko toksisitas. Asam tanat merupakan senyawa turunan fenolat yang memiliki efek paling besar terhadap perbaikan karakteristik gelatin ikan laut. Pembuatan gelatin ikat silang dengan fenolat direaksikan dalam suasana basa. Sedangkan asam sitrat merupakan senyawa turunan asam karboksilat yang mempunyai efek paling besar dalam perbaikan karakteristik gelatin ikan. Pembuatan gelatin ikat silang dengan senyawa turunan asam karboksilat direaksikan dalam suasana asam. Gelatin ikat silang dengan fenolat pada konsentrasi rendah dapat digunakan untuk memproduksi cangkang kapsul. Gelatin ikat silang dengan fenolat pada konsentrasi 0,5% dapat larut dalam air sehingga cangkang kapsul yang dihasilkan dapat hancur. Penggunaan ikat silang pada konsentrasi sedang (0,5–2%) dapat berdampak pada perbaikan karakteristik kualitas gelatin. Cangkang kapsul yang dihasilkan menunjukkan waktu hancur yang lebih lama dibandingkan dengan blangko, yang menunjukkan perbaikan kualitas gelatin.