digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK - Paramita Sudirman
PUBLIC Alice Diniarti

Kunyit (Curcuma longa L.) merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat, terutama kandungan curcuminoidnya, yang banyak digunakan di bidang medis, farmasi, industri, dan kuliner. Namun, keterbatasan informasi genetik kunyit Indonesia menjadikan pengembangan varietas kunyit unggul menjadi tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keragaman genetik 40 genotipe kunyit menggunakan penanda single nucleotide polymorphism (SNP) dan mengidentifikasi hubungan antara SNP dan kandungan curcuminoid. Penelitian dilakukan dengan menggunakan SNP Genotyping dan teknologi sequencing Diversity Arrays Technology (DArT) pada 40 aksesi kunyit, menghasilkan 10.092 marka SNP yang efektif. Kandungan senyawa metabolit berupa curcumin (CUR), demethoxycurcumin (DMC), dan bisdemethoxycurcumin (BDMC) diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). dengan hasil menunjukkan variasi total curcuminoid antara 2,1% hingga 4,94% (w/w). Komposisi rata-rata kandungan senyawa dari curcuminoid adalah 77.64% CUR, 11.21% DMC, dan 11.14% BDMC. Melalui pendekatan Genome-wide Association Study (GWAS) menggunakan paket R Genomic Association and Prediction Integrated Tool (GAPIT) dan model Fixed and Random Model Circulator Probability Unification (FarmCPU), penelitian ini berhasil mengindentifikasi dua SNP signifikan pada kromosom 1 dan 9 yang berkaitan dengan kandungan curcumin, serta satu SNP pada kromosom 21 yang terkait dengan kandungan bisdemethoxycurcumin. SNP pada kromosom 1 teranotasi sebagai Glycosyltransferase BC10-like, dan SNP pada kromosom 21 teranotasi sebagai Ubiquitin-like modifier-activating enzyme 5. Sedangkan, SNP pada kromosom 9 belum teranotasi terhadap gen mana pun di basis data NCBI. Hasil penelitian ini memberikan informasi penting tentang hubungan antara variasi genetik dan biosintesis curcuminoid, yang dapat digunakan untuk program pemuliaan pengembangan varietas kunyit Indonesia.