Lokomotif adalah sarana penting perkeretaapian yang memiliki penggerak sendiri yang digunakan untuk menarik dan/atau mendorong kereta dan/atau gerbong. Lokomotif CC 201 adalah salah satu jenis lokomotif yang dimiliki PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan berada di peringkat kedua dalam jumlah terbanyak. Lokomotif ini memiliki peran yang vital dalam menjalankan angkutan penumpang dan barang. Dengan mempertimbangkan peran penting lokomotif CC 201 serta umurnya yang telah melampaui 30 tahun, perlu dilakukan peningkatan strategi perawatan guna memastikan keandalan operasinya. Salah satu tindakan yang dapat diambil adalah mengoptimumkan perawatan dengan merancang kegiatan perawatan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM). Proses ini dimulai dengan pembuatan hierarki lokomotif CC 201, perhitungan nilai keandalan sistem, sub-sistem, dan peralatan. Selanjutnya, 20 peralatan yang terpilih berdasarkan risk matrix, dianalisis menggunakan metode RCM3. Metode RCM3 terdiri dari: kondisi operasi (operational conditions), identifikasi fungsi dan standar kinerja (functions and performance standards), kegagalan (failed states), modus kegagalan (failure modes), efek kegagalan (failure effects), konsekuensi kegagalan & kuantifikasi risiko (failure consequences & risk quantified), strategi manajemen risiko (risk management strategy). Hasil analisis RCM3 menunjukkan peningkatan keandalan lokomotif dari 65,36% menjadi 91,21% serta penurunan risiko kegagalan operasional dari kategori significant (intolerable) risk menjadi low (tolerable risk). Meskipun biaya perawatan yang diusulkan meningkat sebesar 9,57% dari biaya perawatan aktual per lokomotif per tahun akibat penambahan aktivitas perawatan, strategi ini diharapkan dapat mengantisipasi risiko biaya akibat kerusakan dan service recovery sebesar 11,26% dari biaya perawatan aktual per lokomotif per tahun.