Pada perencanaan pengembangan wilayah perkotaan, kawasan bukit bergelombang dengan karakteristik kontur lereng miring seringkali tidak dipertimbangan dikarenakan terdapat tantangan dalam membangun pada kawasan tersebut, yang diantaranya adalah proses konstruksi, transportasi dan logistik yang sulit, biaya yang tidak murah, serta keselamatan dan keamanan lokasi konstruksi yang extra. Tenggarong merupakan kecamatan yang menjadi pusat pemerintahan dan merupakan kawasan terpadat dari Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang setiap tahun mengalami pertumbuhan penduduk dan mengakibatkan semakin berkurangnya lahan kosong pada kawasan datar, sehingga pengembangan kawasan perkotaan berpotensi menuju kawasan bukit bergelombang. Oleh karena itu, tesis ini bertujuan untuk merancang kawasan hunian pada bukit bergelombang yang sesuai dengan kaidah keselamatan dan kenyamanan serta memperthatikan kesesuaian lingkungan dengan metode topographically sensitive urbanism. Proses perancangan dilakukan menggunakan metode fragmental serta dua teknik perancangan, yaitu Modular Division dan Division by Aspect. Hasil dari penerapan metode dan teknik perancangan ini adalah kriteria dan aspek perancangan kawasan permukiman daerah bukit bergelombang yang mampu merespons karakteristik kontur lereng miring serta memerhatikan keselamatan dan kenyamanan pengguna. Diharapkan hasil dari perancangan ini dapat menjadi acuan dan studi lanjutan bagi pemerintah, pengembang dan akademisi dalam merespon pengembangan kawasan permukiman pada wilayah bukit bergelombang.