Capaian net-zero emissions gas rumah kaca (GRK) menjadi perbincangan hangat hampir di seluruh kalangan mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga peneliti di seluruh Indonesia. Penurunan emisi GRK ini menjadi jawaban untuk membatasi kenaikan permukaan suhu global hingga 1,5 °C sesuai dengan Persetujuan Paris. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memanfaatkan sumber energi bersih terbarukan. Metode paling menjanjikan untuk memproduksi energi yang ramah lingkungan adalah dengan menyimpan energi dalam bentuk senyawa kimia, salah satunya adalah teknologi elektrolisis air. Teknologi ini telah dikembangkan sejak lama, dimulai dari elektrolisis air alkalin hingga elektrolisis air menggunakan membran penukar proton (PEM). Penggunaan PEM pada elektrolisis air membutuhkan biaya yang banyak dikarenakan penggunaan pelat bipolar serta elektrokatalis berbasis logam mulia yang bersifat langka. Untuk mengatasi hal itu, kondisi operasi PEM yang bersifat asam diubah menjadi basa sehingga digunakan membran penukar anion (AEM) sebagai media selektif. Namun, membran ini memiliki kelemahan dalam segi stabilitas pada kondisi alkalin, sehingga pengembangan bahan polimer penyusun membran ini menjadi tantangan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis polimer dengan performa dan stabilitas alkalin yang tinggi sebagai penyusun membran penukar anion. Sintesis polimer dilakukan dengan menggunakan monomer backbone aromatic dikarenakan kestabilan yang baik pada kondisi alkalin. Prosedur percobaan dimulai dengan sintesis sederhana meliputi polimerisasi, kuarternisasi, hingga casting membran. Percobaan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi backbone aromatic untuk mengetahui pengaruh gugus aromatic backbone terhadap performa membran penukar anion yang dihasilkan. Hasil sintesis polimer dan kuartenisasi menunjukkan variasi dengan senyawa aromatik p-terphenyl:m-terphenyl 50%:50% menghasilkan yield yang relatif tinggi masing-masing, yaitu 96,32% dan 96,12%. AEM yang diperoleh menunjukkan konduktivitas ion yang tinggi yaitu 59,22 mS/cm dan menunjukkan stabilitas oksidasi yang relatif tinggi melalui uji Fenton dengan penurunan berat sebesar 3,45%, swelling ratio sebesar 7,41%, dan water uptake sebesar 29,17% pada temperatur 30 °C.