digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Nur Azizah Dwiaidin Jaelani
PUBLIC Yoninur Almira

Penelitian ini berangkat berdasarkan Destinasi Wisata Pantai Pangandaran memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan sumber pendapatan daerah dan menjadi salah satu sektor penyumbang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu Destinasi Wisata Pantai Pangandaran termasuk kedalam Rencana Pembangunan KSPP dengan tujuan Mengubah Kabupaten Pangandaran menjadi Destinasi Wisata Berkelas Dunia dengan fokus pada budaya, alam, dan lingkungan. Tetapi Destinasi Wisata Pantai Pangandaran memiliki history bencana tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan pemukiman. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesiapan Destinasi Wisata Pantai Pangandaran terhadap potensi bahaya tsunami sebagai pariwisata tangguh bencana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis data yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis spasial kajian risiko. Dapat diketahui bahwa Destinasi Wisata Pantai Pangandaran memiliki tiga kelas bahaya dengan ancaman tsunami tinggi, kerentanan terhadap fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang tinggi. Kapasitas bencana di Kabupaten Pangandaran berada pada kelas sedang dengan hasil akhir kajian risiko bencana tsunami pada Destinasi Wisata Pantai Pangandaran tinggi. Secara keseluruhan, Destinasi Wisata Pantai Pangandaran sudah baik dalam memenuhi 12 indikator kesiapan dan ketangguhan terhadap bencana tsunami. Studi ini merekomendasikan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana, penambahan rambu evakuasi, perluasan jangkauan sirine, penyediaan sistem komunikasi darurat, dan edukasi pelatihan bencana bagi masyarakat lokal dan wisatawan untuk meningkatkan kesiapsiagaan