digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cekungan Barito merupakan salah satu daerah yang berpotensi untuk menghasilkan migas non konvensional, terutama pada lapisan serpih Formasi Tanjung yang diketahui berperan sebagai batuan induk di Cekungan Barito. Serpih memiliki sifat heterogen yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu sifat mekanik batuan dan kandungan material organiknya. Heterogenitas serpih menjadi tantangan tersendiri dalam eksplorasi dan produksi migas non konvensional sehingga diperlukan pendekatan khusus untuk dapat memisahkan serpih potensial. Pendekatan stratigrafi mekanik serpih dilakukan untuk memisahkan interval serpih menjadi beberapa Geomechanical Unit (GMU), yang memiliki properti mekanik dan kandungan material organik yang sama. Identifikasi GMU dilakukan menggunakan metode Multi Resolution Graph-Based Clustering (MRGC). Dalam penelitian ini, terdapat tujuh GMU yang berhasil diidentifikasi. Enam unit merupakan serpih yang potensial dan memungkinkan untuk diproduksi sedangkan satu unit lainnya tidak memungkinkan karena sifat mekanik yang dimiliki tidak mendukung. GMU tersebut memperlihatkan adanya variasi stratigrafi berdasarkan properti mekanik. Setelah GMU berhasil diidentifikasi, dilakukan identifikasi zona serpih guna menentukan interval-interval target migas non konvensional potensial yang optimal apabila diproduksi. Berdasarkan kualitas dan persebaran pada sumur-sumur di daerah penelitian, terdapat sembilan zona serpih yang tersebar pada interval TFA1 hingga TFA4.