Cekungan Barito merupakan salah satu daerah yang berpotensi untuk menghasilkan
migas non konvensional, terutama pada lapisan serpih Formasi Tanjung yang
diketahui berperan sebagai batuan induk di Cekungan Barito. Serpih memiliki sifat
heterogen yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu sifat mekanik
batuan dan kandungan material organiknya. Heterogenitas serpih menjadi
tantangan tersendiri dalam eksplorasi dan produksi migas non konvensional
sehingga diperlukan pendekatan khusus untuk dapat memisahkan serpih potensial.
Pendekatan stratigrafi mekanik serpih dilakukan untuk memisahkan interval serpih
menjadi beberapa Geomechanical Unit (GMU), yang memiliki properti mekanik
dan kandungan material organik yang sama. Identifikasi GMU dilakukan
menggunakan metode Multi Resolution Graph-Based Clustering (MRGC). Dalam
penelitian ini, terdapat tujuh GMU yang berhasil diidentifikasi. Enam unit
merupakan serpih yang potensial dan memungkinkan untuk diproduksi sedangkan
satu unit lainnya tidak memungkinkan karena sifat mekanik yang dimiliki tidak
mendukung. GMU tersebut memperlihatkan adanya variasi stratigrafi berdasarkan
properti mekanik.
Setelah GMU berhasil diidentifikasi, dilakukan identifikasi zona serpih guna
menentukan interval-interval target migas non konvensional potensial yang optimal
apabila diproduksi. Berdasarkan kualitas dan persebaran pada sumur-sumur di
daerah penelitian, terdapat sembilan zona serpih yang tersebar pada interval TFA1
hingga TFA4.