PT TCS menghadapi tantangan internal yang signifikan, termasuk hambatan alur
komunikasi dan proses bisnis yang tidak terstandarisasi, yang berdampak pada
efisiensi operasional dan kesejahteraan karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk
memetakan aktivitas operasional saat ini, mengidentifikasi proses utama, dan
mengembangkan peta proses bisnis baru untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan staf perusahaan,
sedangkan data sekunder berasal dari dokumen kebijakan perusahaan. Analisis
SWOT mengidentifikasi kekuatan seperti tim bersertifikat Design Thinking dan
kurikulum yang dipersonalisasi, serta kelemahan seperti tidak adanya standar
proses bisnis dan struktur kerja yang tidak rapi. Peluang termasuk meningkatnya
kesadaran pasar terhadap kemampuan Design Thinking, sementara ancaman
meliputi persaingan yang ketat dan perubahan regulasi. Matriks TOWS
mengusulkan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang. Strategi yang
dilakukan pada penelitian ini fokus pada strategi jangka pendek yakni pembuatan
peta proses bisnis baru bagi aktivitas yang paling kritis dan mendesak.
Peta proses bisnis baru dikembangkan menggunakan prinsip Business Process
Management and Notation (BPMN) yang dikembangkan mencakup tiga level: level
0 memetakan fungsi utama seperti pemasaran dan penjualan, workshop dan
manajemen perubahan, sumber daya digital, sertifikasi, dan dampak serta
penerima manfaat; level 0-1 merinci sub-proses dalam fungsi utama tersebut,
menunjukkan interaksi dan ketergantungan; dan level 1-2 fokus pada aktivitas
kritis dalam manajemen perubahan dan workshop, termasuk penawaran program,
implementasi workshop, manajemen pelatih, manajemen fasilitator, dan publikasi.
Kesimpulannya, penelitian ini berhasil memetakan aktivitas operasional PT TCS
dan mengidentifikasi proses utama, menghasilkan peta proses bisnis yang
terstruktur. Rekomendasi meliputi implementasi program pelatihan dan sosialisasi
komprehensif, monitoring dan evaluasi berkala, pengembangan infrastruktur IT
yang sesuai, manajemen risiko proaktif, dan peningkatan komunikasi internal.