Infertilitas merupakan masalah global yang signifikan, mempengaruhi sebagian
besar populasi dewasa. Didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan suami
istri untuk mencapai kehamilan setelah 12 bulan hubungan seksual tanpa
kontrasepsi, prevalensi infertilitas meningkat di seluruh dunia. Menurut data
World Health Organization (WHO) tahun 2023, satu dari enam orang dewasa
mengalami infertilitas, dengan variasi di berbagai tingkat pendapatan. Indonesia
juga menghadapi masalah infertilitas yang mempengaruhi 10–15% pasangan
usia reproduksi. Penelitian ini mengkaji peran kritis strategi pemasaran,
khususnya bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People,
Physical Evidence, dan Process), dalam mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen di pusat fertilitas. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor
utama yang secara signifikan mempengaruhi pilihan pasien, sehingga dapat
memberikan saran untuk perbaikan pelayanan yang diharapkan dapat
meningkatkan okupansi dan retensi pasien. Penelitian ini menggunakan Partial
Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) untuk mengevaluasi
hubungan antara komponen bauran pemasaran dengan keputusan pembelian
pasien. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pentingnya penetapan harga yang
kompetitif, promosi yang efektif, staf yang berkualitas, dan proses pelayanan
yang efisien dalam meningkatkan keputusan pembelian oleh pasien. Selain itu,
penelitian ini juga menekankan perlunya perbaikan fasilitas, peningkatan kualitas
layanan secara terus-menerus dan aksesibilitas layanan. Studi ini memberikan
wawasan bagi pusat fertilitas untuk dapat meningkatkan strategi pemasaran.