Pencemaran udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang memiliki
dampak signifikan terhadap kesehatan manusia. Salah satu bagian dari pencemaran
udara adalah partikel dengan ukuran <2,5 ?m atau PM2,5. Dalam komposisi PM2,5,
terdapat banyak unsur yang terkandung di dalamnya termasuk logam berat yang
dapat mempengaruhi kesehatan manusia, bahkan menjadi kofaktor pada penyakit
seperti kanker. Penelitian ini bertujuan mengkarakterisasi logam berat yang
terkandung di dalam PM2,5 menggunakan Mini-Volume Sampler dan filter PTFE
selama musim hujan. Sampel kemudian dianalisis menggunakan EDAX-Micro XRF
untuk mengidentifikasi konsentrasi 17 logam berat dan elemen lain. Potensi sumber
logam berat dianalisis menggunakan Enrichment Factor (EF) dan model
HYSPLIT, serta dilakukan perhitungan terhadap nilai Health Quotient (HQ) untuk
mengidentifikasi risiko non-karsinogenik yang dihasilkan. Konsentrasi rata-rata
PM2,5 yang didapatkan adalah 47,28 ± 9,31 ?g/Nm3
, dengan S, Na, Si, Mg, Al, dan
Cd sebagai unsur dominan. Kadmium menjadi logam berat yang memiliki
konsentrasi tertinggi sebesar 0,4 ?g/m3
. Nilai EF ?10 ditemukan pada logam Cd,
Sc, V, Cr, Mn, Co, Ni, Cu, dan Zn yang diduga berasal dari emisi kendaraan
bermotor dan debu jalan melalui pemetaan mawar angin. Selain itu, model
HYSPLIT juga menunjukkan adanya potensi sumber lain dari daerah industri di
Kota Cilacap dan daerah pegunungan di Jawa Barat. Logam kadmium diindikasikan
dapat menyebabkan risiko kesehatan non-karsinogenik dengan nilai HQ >1,
sedangkan Al, Cr, Mn, dan Ni menunjukkan HQ ? 1 sehingga tidak berisiko bagi
kesehatan. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa logam berat di Kota Bandung
berpotensi menyebabkan risiko kesehatan non-karsinongeik bagi manusia dengan
potensi sumber emisi utama berasal dari kendaraan bermotor dan debu jalan.