Abstrak Ariadne Maraya [17020020]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
Konstruksi sosial gender yang kaku dan norma patriarkal telah membatasi
ekspresi diri individu, terutama dalam lingkungan konservatif. Dinamika gender,
sebagai konstruksi sosial yang terus berkembang, membuka ruang bagi
pemahaman yang lebih inklusif terhadap identitas dan ekspresi diri. Melalui seni
lukis, penulis berupaya menarasikan perspektif yang terpinggirkan dengan
mengangkat tema stigma negatif terhadap tindik pada tubuh perempuan. Seri
lukisan "Permadani Terpatri" hadir sebagai visualisasi perlawanan terhadap
norma-norma tradisional tentang keindahan dan identitas. Teknik close-up yang
menonjolkan detail tindik pada tubuh perempuan merajut narasi tentang upaya
perempuan untuk merebut kembali otonomi tubuh dan merayakan kebebasan
berekspresi. Karya ini berakar pada teori seni representasi, konsep Painting on
Ready-Made Object, dan kajian teori feminisme serta stereotip gender.
Penggunaan brokat sebagai ready-made object yang erat korelasinya dengan
pakaian wanita dalam karya ini mengungkapkan bagaimana materialitas benda
sehari-hari dapat dimaknai ulang, menciptakan simbolisme yang kuat terkait
identitas feminin. Dengan merujuk pada seniman seperti Illaria Margutti, Dianna
Molzan, dan Sigmar Polke, serta menggunakan metode realis representatif, seri
lukisan ini menjadi sebuah pernyataan visual yang kuat tentang keberanian untuk
menjadi diri sendiri. Perpaduan antara tindik dan objek perempuan dalam karya
ini menggali pengaruh penampilan seseorang terhadap perasaan dan persepsi
manusia. Wacana feminisme dan representasi perempuan bertindik melalui seni
lukis ini pun memberikan kontribusi signifikan terhadap diskursus seni rupa,
membuka ruang bagi pemahaman yang lebih kritis terhadap representasi tubuh
perempuan dalam seni.